20 Mei 2015

Refleksi Minggu Keempat Mei 2015



Kisah Para Rasul 2: 1-13


MENGALAMI KARYA ROH




Kitab Para Rasul ditulis oleh Lukas. Kitab ini boleh juga kita beri judul “Kisah Karya Roh Kudus”,  karena memang isinya menceritakan peristiwa Pentakosta dan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul (murid-murid Tuhan Yesus Kristus).

Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri, di mana Tuhan Yesus Kristus juga sudah menjanjikan. Ketika tiba hari Pentakosta. Roh Kudus turun tercurah kepada para muridNya yang sedang berkumpul di Yerusalem. Mengaruniakan karya hidup baru, pengenapan nubuatan dan kekuasaan baru untuk bersaksi kepada banyak orang lain. Dan memang, karya kesaksian itu dimulai dari peristiwa Pentakosta. Dalam keseluruhan Kitab Para Rasul, kata “saksi” dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi. Dan setiap orang percaya yang mengalami karya Roh Kudus adalah seseorang yang mau setia menjadi saksi, bahkan bagi banyak “penolakan” orang lain dan dunia.

Seorang ayah yang mengalami karya Roh Kudus diberi hikmatNya menjadi teladan bagi anak-anaknya sebagai kesaksian yang hidup. Dimana anak-anaknya respek dan mengagumi dia sebagai seorang kepala keluarga.  Seorang ibu yang dipenuhi dan mengalami karya Roh Kudus, bahkan dimampukan Tuhan membuat suaminya yang belum percaya menjadi pengikut Kristus, melalui sikap kasihnya yang baik.  Seorang pekerja yang dituntun karya Roh Kudus, dapat membuat rekannya tidak korupsi lagi dan meningkatkan karya prestasi kerja, karena kesaksian hidup-pekerjaannya jujur berintegritas.  Seorang pelajar atau mahasiswa yang dipenuhi Roh Kudus dengan karyaNya, akan menjadi panutan bagi teman-temannya di sekolah, kampus serta pergaulan mereka. Panutan yang sangat positif.  Dan seterusnya.  Kita diberdayakan Allah tiap hari, membuat orang lain juga mengalami karya Roh Kudus.  Amin.


Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.


Jangan Takut


JANGAN TAKUT



Jangan takut memulai.

Jangan takut bilang, “aku mau lebih baik!”

Jangan takut memberlakukan perubahan hidup..

Jangan takut gagal.

Jangan takut mencoba.

Jangan takut berusaha keras.

Jangan takut terus belajar.

Jangan takut untuk berhasil bahkan sukses!!

Jangan takut membuang yang tidak berharga, lalu mengumpulkan dan menyimpan
menambah-nambah banyak hal yang berharga dan memuliakan harkat kita sebagai
manusia ciptaan Tuhan dan membaginya...

Jangan takut membuat resolusi.

Jangan takut berpindah, dari satu locus (lokasi) ke locus yang baru, dari satu waktu ke
waktu yang baru, bahkan dari satu situasi ke situasi yang baru, yang harus lebih
baik!

Jangan takut juga menetap.

Jangan takut memulai.

Jangan takut berproses.

Jangan takut merampungkan dan mengakhiri dengan lebih baik dibandingkan saat
memulai.

Jangan takut dievaluasi, dikritik bahkan dibenci karena kebenaran.

Jangan takut pada tingginya kesombongan manusia dan dunia.

Jangan takut dicuekin dikacangin digantungin ditinggalkan dan dianggap angin!

Jangan takut ancaman kegelapan hidup.

Jangan takut pada kebisingan dan keributan keruwetan kemumetan bahkan kemandekan!

Jangan takut tantangan.

Jangan takut pada kejahatan.

Jangan takut untuk mengalahkannya dengan hidup terang – bercahaya.

Jangan takut ditahirkan (dibersihkan hati).

Jangan takut dipulihkan.

Jangan takut untuk bangkit dari kesalahan masa lalu.

Jangan takut untuk hidup terang – bercahaya .


Jangan takut berdamai, dengan diri sendiri, lalu juga dengan orang lain sebagai wujud berdamai dengan Tuhan.

Jangan takut bilang,”maafkan aku...”

Jangan takut bilang, ”aku telah berbuat kesalahan”
takut memaafkan dan mengikis dendam sampai habis!!

Jangan takut untuk berdoa, apalagi mendoakan orang / pihak di luar diri sendiri.

Jangan takut pada plural atau keberagaman apapun, Tuhan menyukai keberagaman bahkan Ia yang menciptakannya.

Jangan takut berkenalan.

Jangan takut bersahabat.

Jangan takut persekutuan.

Jangan takut kebersamaan.

Jangan takut bersosialisasi bermasyarakat.
Jangan takut punya teman yang banyak sekali!

Jangan takut tersenyum.

Jangan takut lebih lemah lembut.

Jangan takut menyapa lebih dulu.

Jangan takut bekerjasama.

Jangan takut mengatakan Ya bila Ya dan mengatakan Tidak bila Tidak.

Jangan takut untuk jujur.

Jangan takut untuk serius.

Jangan takut untuk berdisiplin.

Jangan takut menegur, hanya untuk kebaikan orang lain
apalagi banyak orang.

Jangan takut mati untuk hidup dengan wajar.

Jangan takut untuk berkenan.

Jangan takut untuk sehat.

Jangan takut sesuai.

Jangan takut jadi sosok melegakan, menyenangkan...

Jangan takut untuk menangis.

Jangan takut untuk tertawa lepas.

Jangan takut menari-nari.

Jangan takut menjadi seperti anak kecil, bukan kekanak-kanakan lho!

Jangan takut dituakan, jadi teladan kebajikan.

Jangan takut menikmati hidup kehidupan kita.

Jangan takut sekali waktu memanjakan dirimu.

Jangan takut mensyukuri.

Jangan takut memuji.

Jangan takut menyanyi, dari hatimu.

Jangan takut pada keberhasilan orang lain, jangan iri hati.

Jangan takut mengikuti keberhasilan dan kebaikan orang lain.

Jangan takut miskin.

Jangan takut kaya raya.

Jangan takut untuk diam dalam hening...

Jangan takut jadi rendah hati.

Jangan takut untuk murah hati, biarlah kebaikan hatimu diketahui semua orang.

Jangan takut untuk mendengar sesama.

Jangan takut bersyukur dalam segala hal.

Jangan takut untuk peduli.

Jangan takut mencintai,

Jangan takut menyayangi,

Jangan takut mengasihi…

Jangan takut mencintai, menyayangi dan mengasihi.


Jangan takut membahagiakan orang-orang di dekatmu.

Jangan takut membuat siapa saja bersukacita bahagia!

Jangan takut melakukan dan...


Jangan takut “berteriak” melalui wujud tiap hari lebih mengasihi sesama manusia, lebih berbuat kebenaran dan lebih melakukan kebaikan lewat sikap.., ”aku tidak takut!”  Amin.



Pdt. Lusindo Tobing