21 Maret 2013

refleksi minggu keempat Maret 2013



Filipi 2: 5-11



KETAATAN DAN KASIH

 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati (Filipi 2: 8)


 


“SetiaMu, Tuhanku, tiada bertara. Dikala suka disaat gelap. KasihMu, Allahku, tidak berubah. Kaulah pelindung abadi, tetap. SetiaMu, Tuhanku, mengharu hatiku. Setiap pagi bertambah jelas. Yang kuperlukan tetap Kauberikan. Sehingga akupun puas lelas...” Itulah cuplikan teks lagu PKJ 138  ”SetiaMu, Tuhanku, Tiada Bertara”Yang oleh Panitia Paskah Tahun 2013 dijadikan seperti Lagu Tema dan kerap kita lantunkan dalam tiap ibadah. Sangat menyentuh, menggugah hati dan diri kita untuk mau kembali kepada kesetiaan dan ketaatan.

Mari lebih taat. Berjuang untuk tetap taat. Memiliki memberlakukan karakter taat setia di keseharian. Karena dan hanya di dalam Kasih Allah yang setia. Dan yang tertinggi adalah ketaatan menuju kematian oleh Tuhan Yesus Kristus untuk  selamatkan saya dan anda. Ayat 8 pembacaan kita kali ini jelas menandaskan, “… taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

Jika Tuhan Yesus mau merendahkan diri-Nya di dalam ketaatan, bersedia menerima peran sebagai hamba menderita. Seperti itulah perjuangan yang harus kita lakukan. Memulainya dengan seperti apa dinyatakan di ayat 7, mau lebih mengosongkan diri (kenosis), mengingkari diri sendiri.  

Bersedia menjadi hamba, hamba Allah. Melayani orang lain, khususnya mereka yang jauh lebih lemah. Sehingga dalam kehidupan bersama, kita dimampukan menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Hingga seperti tertulis di ayat paling akhir (ayat 11), benar-benar akan tergenapi.  Bahwa segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!  Amin.





tulisan & foto: Lusindo Tobing.