03 Februari 2010

refleksi minggu kelima Januari 2010

Lukas 4: 22-30
TENANG
“..berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi” (Lukas 4: 30)

 
Tuhan Yesus napak tilas. Napak tilas ke tempat Ia dibesarkan, Kota Nazaret. Jadi bisa dibayangkan betapa bahagia dan senangnya keadaan saat itu. Baik di diri Yesus sendiri, tetapi juga orang-orang Nazaret, yang notabene adalah warga yang mengenal Yesus juga orangtuanya. Bahkan saat Dia mengajar di Sinagoge –Rumah Ibadat Israel- dinyatakan pada bagian sebelumnya, mereka sampai memuji-muji Dia dan membenarkan apa yang dikatakanNya.

Tetapi apa selanjutnya? Terjadi perubahan sangat cepat! Massa atau orang-orang Nazaret itu dari memuji-muji cepat berubah jadi sangat marah. Dari membenarkan perkataan FirmanNya segera beralih ke meragukanNya kemudian tidak percaya bahkan “meledak!” hampir menjadikanNya korban penghukuman massa, hendak mendorong menjatuhkan Dia dari atas jurang. Namun semua itu dihadapiNya dengan tenang..

Perhatikanlah apa yang terjadi, apa yang dilakukan Tuhan Yesus di momen-momen akhir perikop kita kali ini. Dia tidak membalas kemarahan mereka dengan marah atau kemarahan juga. Tidak ada sungut-sungut ke luar dari mulutNya. Tidak ada pemberontakan merespon segala penolakan orang-orang sekampung tempat Ia dibesarkan itu. Hampir tidak ada perlawanan.

Perlawanan yang dilakukan, hanya dengan membalikkan badannya. Tanpa berbicara sedikitpun! Jadi ketika persis sudah di pinggir jurang tebing. Dengan damai dan tenang sekali, Tuhan Yesus membalikkan badan kea rah orang-orang yang marah dan mendorong-dorongNya tersebut. Lalu? Lalu berjalan di tengah-tengah mereka kemudian meninggalkan mereka tanpa perlawanan sedikitpun. Dan mereka tidak mampu berbuat apa-apa kepada Dia. Ini teladan kisah luarbiasa! Tuhan Yesus mencontohkan dengan nyata, ajaranNya sendiri,”Kalahkan kejahatan dengan kebaikan.”

                                                                                                                                                          foto: lt

Mari hadapi dan jalani pergumulan bahkan kesakita dengan tenang. Ketenangan di dalam Roh Allah saja. Sehingga kita bisa memiliki ketenangan yang Tuhan Yesus tampakkan tadi. Mari mengahadapi dan menjalani segala hal berat seperti Tuhan Yesus menjalaninya.

Hadapi pergumulan dan tantangan. Jangan lari dari itu. Juga ingat jangan cari-cari pergumulan dan tantangan! Tetapi sekali lagi, hadapi llau jalani! Minta hikmat dari Tuhan untuk kita bisa menemukan akar permasalahan. Hindari dan buang jauh sungut-sungut! Lalu selesaikan itu dengan tenang. Jangan lupa dan jangan berhenti berdoa. Bekerjasamalah dengan seluruh kemampuan diri, talenta, akalbudi bahkan appaun yang Tuhan berikan padamu untuk membereskan semuanya agar bisa jadi lebih baik.

Mari berbalik. Berbalik dari menuju jurang curam atau tebing menuju kematian. Berbaliklah kepada Allah. Jangan ragu dan jangan berenti atau bahkan berbalik kembali. Oleh karenanya ingat kembali, berbaliklah dengan tenang. Dengan damai yang mengatasi akal pikiran. Ketika kita melakukannya dengan baik dan konsisten, percayalah! Imanmu akan menyelamatkanmu dan bahkan akan mempengaruhi orang lain.

Apalagi ketika kita bisa menjalani saat-saat paling buruk sekalipun dengan ketenangan tinggi dalam Tuhan, itu akan mempengaruhi sekitar dan orang-orang sekitar. Untuk juga jadi tenang dan jadi baik. Bahkan ketika kita dapat menang melewatinya, wah.. orang-orang sekitar kita akan sedikit-banyak terpengaruh dan yang pasti akan memuji-muji. Dan biarlah kembali respon dengan ketenangan. Tenang menjawab “terimakasih” dan mengajak dunia melihat bahwa semua kemenangan hanya karena Tuhan yang memberi kekuatan dan hikmat bijaksana. Dan kemenangan demi kemenangan, apapun bentuknya, semua hanya untuk jadi puji-pujian kembali ke Kemuliaan Allah saja.

Kalau tenang, kita menang!

Amin.



Pdt. Lusindo Tobing