29 Juli 2015

Refleksi Minggu Pertama Agustus 2015.


Keluaran 16 : 9-18.



Kesejahteraan Yang Setara





Di konteks ini orang-orang Israel bertanya: "Itu Apa" (bahasa Ibrani: "mah-hu"). Inilah asal kata "man-hu", yang kini dikenal dan kerap kita sebut: Manna.  Diberikan Tuhan, jatuh dari langit ke tanah di pagi hari. Lalu di sore harinya, juga pemberian kumpulan burung puyuh. Mencukupi kebutuhan makanan, juga menguatkan iman, selama rombongan bangsa pilihan Allah berjalan.

Pantulan refleksi pemberian Manna dan Burung puyuh ini adalah Penyelenggaraan kesejahteraan yang setara (sama tercukupi, seimbang dan menurut keperluan masing-masing keluarga umat) dari Allah yang mengagumkan! 

Di keadaan darurat sekalipun, tetap menganugerahkan kepada umatNya makanan baru. Karunia Tuhan yang selalu tepat dan setara untuk semua. “Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.” (ayat 18)

Yang menjadi perlambangan Kristus di konteks Perjanjian Baru. Sabda Tuhan yang menjadi makanan sejati. Membuat kita terus benar-benar hidup, rohani/iman juga jasmani. Untuk keluarga kita (oleh karenanya termasuk diri kita pribadi), juga untuk GKJ Nehemia dan gereja-gereja lain, juga untuk Kota kita Jakarta, serta untuk seluruh dunia khususnya kesejahteraan setara bagi semua warga Negara Indonesia.

Dimulai tentu dari kesejahteraan dan keselamatan untuk kita semua yang percaya kepadaNya. Selalu bersyukur dan berbagi dengan orang lain selama hidup di bumi, menerima serta menyalurkan berbagai penggenapan janji karunia Allah. Hingga menuju dan nanti sampai di Tanah Perjanjian, Sorga Kekal Sejahtera. Amin.



Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.