15 Mei 2013

refleksi minggu ketiga Mei 2013



Kisah Para Rasul 2: 1-21



MEMPERBARUI SIKAP







Mari jangan ber-Pentakosta dengan berfokus hanya pada upaya demonstrasi tanda-tanda ajaib. Tetapi mari tetaplah pada pemberitaan Injil (Kabar Baik Allah). Injil bersifat menyelamatkan, sementara tanda-tanda bersifat sementara dan akan berlalu!


Ingat di saat peristiwa Pentakosta terjadi, ada orang lain yang menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis." (ayat 13). Tetapi Petrus bersama kesebelas rasul langsung berdiri merespon, berani dan dengan suara nyaring menjelaskan bahwa mereka tidak mabuk. Melainkan tengah digenapinya nubuatan firman (khususnya melalui Nabi Yoel, bisa baca Yoel 2: 28-32) tentang pencurahan Roh Allah Yang Kudus atas manusia .  Seperti api, sikap berani dan bersuara nyaring, mewartakan keselamatanNya, bersaksi seperti itu tentu datang dari urapan Roh Allah Yang Kudus. Yang selalu baru bahkan memperbarui.


Mari terus jadi kabar baik bagi sesama. Mari selalu memperbarui hidup dan kehidupan. Untuk itu semua, harus dimulai dari memperbarui hati. Lalu berlanjut pikiran dan seluruh panca indera bahkan segenap tubuh juga hidup kehidupan keseharian kita.  Dan yang benar-benar bisa melakukannya hanya kekuatan Roh Kudus! Selamat Hari Pentakosta Tahun 2013: Selamat diperbarui dan memperbarui.  Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.

refleksi minggu kedua Mei 2013



Yohanes 17: 20-26



MENJADI SATU

"Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,..." (Yohanes 17: 21)






Ini bagian dari doa Tuhan Yesus Kristus, untuk duabelas murid juga untuk semua orang percaya (ayat 20). Doa yang paling banyak diucapkan gereja. Namun, juga paling banyak menimbulkan perdebatan. Sesungguhnya yang didoakan adalah kesatuan hati, tujuan, pikiran. Kesatuan kehendak di dalam orang-orang yang mengabdi sungguh-sungguh kepada Kristus (ayat 22), Firman Kasih Allah (ayat 26), dan kekudusan. Bukan sekadar kesatuan organisasi.

Bentuk tulisan asli dalam bahasa Yunani menunjuk tindakan berkesinambungan: "Terus-menerus bersatu". Kesatuan berlandaskan kesamaan hubungan Bapa dan Anak, Allah dengan umat dan semua orang percaya dengan sesama manusia. Semangat memberitakan Injil harus disertai semangat keesaan. Keesaan visi misi Allah agar dunia tahu (ayat 23-25) Yesus Kristuslah satu-satunya Tuhan Juruselamat dan Kepala Gereja. 

Ingat, di mana ada perpecahan, di situ tidak ada Roh Allah yang Kudus. Kini, di tengah berbagai tantangan dan pergumulan sebagai orang percaya (GerejaNya). Kita diingatkan lagi, sudah tiba saatnya bertobat dan mengakui segala kesombongan dan kecurigaan. Setiap pribadi kita, dalam tiap keluarga, terlebih sebagai gereja bersama semua orang percaya (dan gereja) di Indonesia juga dunia. Mari kita lebih menjadi satu mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, satu-satunya Juruselamat dunia! Amin. 



tulisan & foto: Lusindo Tobing.