10 Maret 2011

refleksi minggu kedua Maret 2011


PEKA

Kejadian 3: 1-7


Ketika kepekaan kita “benamkan” atau bahkan hilang dari kesadaran hati juga iman, maka yang terjadi adalah kesalahan dan menyakiti. Menyakiti diri orang-orang di dekat kita, bahkan bisa menyakiti hati Allah!

Itulah yang terjadi ketika Hawa dan Adam tidak peka terhadap godaan si jahat, iblis. Sosok yang sangat piawai memakai cara apapun agar kita jatuh dalam dosa. Termasuk piawai memutarbalikkan fakta. Coba saja perhatikan dengan jeli kalimat iblis melalui ular di ayat 1, “..Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?..” bandingkan dengan kalimat Firman Allah di ayat 16-17 pada pasal sebelumnya, Kejadian 2, “.. Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,..”

Ujung-ujungnya, Hawa dan Adam ketakutan dan bersembunyi dari Allah (lanjutkan baca ayat 8). Allah murka. Ular dihukum menjalar dengan perutnya, selamanya. Adam-Hawa juga dihukum, hukuman itu berlaku hingga kini bagi perempuan bermusuhan dengan ular dan harus kesakitan saat melahirkan, kemudian bagi pria harus bersusah payah mencari penghidupan.

Peka. Ya mari miliki hati yang peka di dalam kasih kuasaNya. Dari perikop ini, kita juga belajar bahwa Allah sesungguhnya sudah memberi “tanda-tanda” pengingatan dan peringatan di mana-mana, agar kita tidak tersesat atau disesatkan. Dari kepekaan hati, kemudian miliki pikiran yang peka, didukung oleh seluruh pancaindera yang juga makin peka menyerap berbagai hal dalam kehidupan. Sehingga kita mampu peka terhadap godaan jahat, semanis apapun kelihatannya. Tegas menolak iblis.

Dan berkata “ya” hanya kepada Allah. Peduli kepada sekitar, mau berbagi, siap menolong siapapun dan kita akan lebih mengasihi Allah juga sesama. Semuanya itu diawali dengan: Peka. Amin.




tulisan & foto: Lusindo Tobing.