11 Mei 2015

Refleksi Minggu Ketiga Mei 2015.


Mazmur 1: 1-6.


JALAN ORANG BENAR





Kenikmatan bertolak belakang dengan kebahagiaan. Mari jangan sekadar hidup nikmat. Asal hidup puas. Akhirnya lari ke narkoba, seks bebas, korupsi dan hasrat kekuasaan.Tetapi mari hiduplah bahagia. Bahkan penuh dengan kebahagiaan. Dan kebahagiaan hanya bisa kita dapatkan jika hidup di jalan orang benar.

Bagian refleksi perikop kali ini diawali dengan sebuah seruan kuat. Betapa bahagianya orang yang mengikuti Rancangannya Allah. Rancangan Kebenaran itu. Kata kerja “berjalan”, “berdiri” dan “duduk” melukiskan langkah-langkah khas orang fasik yang harus dihindari orang benar. Tidak menerima prinsip-prinsip orang fasik, tidak ikut terlibat praktik-praktik orang berdosa, dan akhirnya tidak bergabung dengan orang-orang yang suka mencemooh secara terbuka.

Sebab tidak seorang pun dapat menikmati berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak atau membahayakan. “.. sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.” (ayat 6). Tetapi “Berbahagialah orang 
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,..” (ayat 1).

Bahkan tegas difirmankan Allah melalui pemazmur, “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, …”  (ayat 3).  Air sering kali melambangkan Roh Allah (mis. Yoh 7:38-39), marilah kita bersedia diberdayakan untuk hidup dalam jalan orang benar. Mau diajar Allah dan tinggal di jalan Kebenaran Firman-Nya. 

Sehingga kita menerima sumber hidup kehidupan yang tidak habis-habisnya. Tiada henti berbahagia karena berjuang melakukan kebenaran dan membagikan kebaikan kepada lebih banyak orang lain. Amin.




Tulisan & Foto:  Lusindo Tobing.