12 Agustus 2015

Refleksi Minggu Ketiga Agustus 2015



Mazmur 34: 10-15


HIDUP DAMAI



Hampir bisa dipastikan jauh lebih banyak orang yang bertanya, “Siapakah yang akan menunjukkan kepada kita apa yang baik?” Daripada (sedikit sekali) yang bertanya, “Apa yang harus kami perbuat memperoleh hidup damai bahkan damai yang kekal?”

Dari perikop kita kali ini, refleksikan dan renungkanlah bahwa sesungguhnya tidak ada yang lebih bertentangan dari kasih –inti ajaran Tuhan kita- selain pertentangan dan percekcokan. Yang menimbulkan kekacauan dan akan makin jauh dari damai sejahtera. Oleh karena itulah, kita terus berupaya mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Menunjukkan kecenderungan perilaku pembawa damai, mempelajari hal-hal yang membawa perdamaian, Berjuang tidak melakukan hal-hal yang menghancurkan perdamaian dan tidak melakukan kejahatan.

Mari mengupayakan hidup damai, bagi dirimu sendiri, bagi keluarga kita, bagi Jakarta dan terlebih damai bagi bangsa-negara Indonesia. Berusaha hidup damai dengan semua orang, jangan tanggung-tanggung, jangan takut rugi. Bahkan hidup damai bagi semua kehidupan dunia. Bagaimana caranya? Tiap pribadi berusaha: “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya! (ayat 15)  Berusaha hidup damai dengan semua orang, jangan tanggung-tanggung, damai.. Amin.




Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.