27 Mei 2017

Refleksi Minggu keempat Mei 2017


Yohanes 17: 1-11


Doa Yesus Memampukan Kita
menjadi Saksi-Nya





          Teror bom terjadi di Manchester - Inggris, juga teror di Kota Marawi - Filipina, dan terjadi pula teror bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur - Indonesia. Tujuan semua teror selalu untuk: menimbulkan ketakutan dengan kekacauan dan jatuh korban. Di keadaan berbagai teror seperti sekarang ini, Sabda dari Tuhan Yesus Kristus kali ini kembali memberi ketenangan, keyakinan dan kekuatan kepada kita.

Saat Dia berdoa untuk para murid: “Aku <1473> berdoa <2065> untuk <4012> mereka <846>. Bukan <3756> untuk <4012> dunia <2889> Aku berdoa <2065>, tetapi <235> untuk <4012> mereka, yang <3739> telah Engkau berikan <1325> kepada-Ku <3427>, sebab <3754> mereka adalah <1510> milik-Mu” (ayat 9). Seperti pesan perpisahan disertai dengan sebuah doa, yang tidak boleh dipisahkan dari konteks salib. Tuhan Yesus telah mengajar dan menghibur murid-murid, melalui doa ini Dia juga meneguhkan iman mereka. Dia bukan meminta Bapa melepaskan para murid dari penderitaan, melainkan berdoa agar Bapa melindungi murid-murid-Nya dari si jahat (coba baca ayat 15).

          Tuhan Yesus Kristus membentangkan kasih Allah yang luar
biasa besar bagi para murid/pengikut-Nya, juga keajaiban rencana-
Nya bagi orang beriman. Doa Tuhan Yesus menunjukkan perhatian
dan peduli-Nya bagi kita, murid-murid-Nya pada masa kini, terus
dan semakin percaya pada-Nya, dan kita menjadi saksi-Nya untuk
dunia, untuk Indonesia, untuk Kota Jakarta, dan untuk setiap orang
yang kita jumpai setiap hari. Amin.

 

Pdt. Lusindo Tobing

21 Mei 2017

@ pulpit (mimbar)

 
 
 
 
 
                                                                                                                                              foto oleh: Erwan Satiya Hanura