16 April 2010

refleksi minggu ketiga April 2010


APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU?

Yohanes 21: 15-19


Sekarang bayangin aja,
Sosok Tuhan ada tepat di depan kita
Lalu pertanyaan ini diajukan,
“Apakah engkau mengasihi aku?”

Apa jawab kita?

O ya, di konteks Alkitab, itu dinyatakan dari hati ke hati
Antara Yesus dengan Petrus
Guru dengan murid
Tuhan dengan pengikutNya..

Apakah engkau mengasihi aku?
3 kali ditanyakan
3 kali juga direspon jawab

Sadarkah
Bahwa itu semua proses
Tepatnya proses pemulihan, penyembuhan & pengampunan..??!

Pelajaran dan refleksi kita adalah:
Ingat peristiwa saat Petrus menyangkal Yesus?
Yup, 3 kali Petrus menyangkalNya:
Aku tidak tahu, apa yg engkau maksud.”
“Aku tidak kenal orang itu.”
Malah sempat mengutuk dan bersumpah,”Aku tidak kenal orang itu!”
(coba deh baca Matius 26: 69-75)
Lalu.. ayam berkokok, persis spt yg pernah “dinubuatkan” Tuhan Yesus Kristus
Lalu.. Petrus pergi sambil menangis menyesali penyangkalnnya, sedih..

Bukankah kita juga kerap seperti itu teman2..
Kerap dengan emosional berteriak,”aku akan taat, aku akan setia,
Dan aku ngga bakalan menyangkal Tuhan!”
Tapi tunggu dulu…
Petrus adalah pantulan sempurna dari saya dan anda, bukan?

Ketika dunia nanya, bahkan menghardik kita dgn berbagai fenomena
Di apapun dimensi hidup kehidupan
Kita jatuh!..
Kita lalai
Bahkan berbohong
Hingga bisa sampai juga mengutuk dan bersumpah!?

Tidak, aku ngga kenal Dia!

Penyangkalan hati
Penyangkalan iman
Penyangkalan pikiran dan seluruh gerak tingkah kita
Karena takut kehilangan jabatan, uang, materi juga kekuasaan?
Oh.. ampuni aku Tuhan..
Ampuni kami.. Mesias kami, Engkau mau mati di salib
Dan bangkit. Hidup, agar kami hidup dan mengasihi lebih lagi..

Itulah mengapa pertanyaanNya adalah utk saya dan anda juga
Dan kini, coba perhatikan
3 kali juga Tuhan dan Guru itu merangkul kembali
Agar Petrus dan semua murid
Agar saya dan anda
Kembali dekat, intim dan akrab dalam pelukan KasihNya
Dipulihkan, disembuhkan dan diampuni..

Kita dengan Dia
Umat dengan Tuhan
CiptaanNya dengan Sang Pencipta
Kita yg diselamatkan dengan Penyelamat
Domba2 dengan Gembala kita Yang Baik
Sungguh Amat Baik!


Menjawab-menggenapkan pertanyaanNya sejak di awal refleksi ini
Mari, secara pribadi dan bersama-sama kita menjawab,
“Benar Tuhan, aku mengasihiMu”
“Benar Tuhan, aku mengasihiMu”
“Benar Tuhan, aku mengasihiMu”
3 kali juga jawaban kita.

Yang pertama jawaban
Yang kedua mengulang memastikan, konfirmasi iman!
Yang ketiga, adalah melengkapi dan menyempurnakan.

Akhirnya..
3 kali juga Tuhan menyatakan pengutusanNya
“Gembalakanlah domba-dombaKu”
Mengasihi semua orang
Berjuang berpikir bersikap yang benar
Bahkan menuntun orang yang salah dan nyakitin hati, bisa ke arah lebih baik
Bukan dengan omdo (omongan doang), tetapi perbuatan nyata kita!
Sikap dan perbuatan lebih memaklumi, merangkul,
menyentuh hati mereka, mengampuni dengan melupakan,
menyembuhkan luka hati dan memulihkan hubungan.


Jika semua prosedur ini lancar
Setia dan taat kita berlakukan di tiap langkah kaki dan langkah iman kita

Maka sangat indah.
Kita semua dilayakkan untuk….
Menikmati damaiNya juga sejahteraNya di dunia
Bahkan, menjadi pewaris pasti Takhta Kemuliaan Sorga
-seperti kataNya-


“Ikutlah Aku.”




(tulisan & foto: lusindo tobing)

12 April 2010

refleksi minggu kedua April 2010



Lukas 24: 13-35


TERBUKA MATA

Yerusalem ke Emaus
Rentang kota ke kampung itu kira-kira 7 mil
Ya 7 mil

Ini refleksi perjalanan 2 murid
Ini refleksi perjalanan hidup saya dan anda

Saking sedihnya…
Karena Yesus Kristus, Guru dan Tuhan mereka sudah tiada
Telah mati bahkan mati dengan cara disalib bak seorang penjahat kelas kakap
Mata hati mereka tertutup

Namun rupanya bukan mata hati saja yg tertutup
Membiarkan tertutupnya mata hati terus menerus
Rupanya bisa menyebabkan mata jasmani, mata kita sesungguhnya juga “tertutup”

Coba imajinasikan sekaligus pantulkan di hati-pikiran, kisah perjalanan Yerusalem ke Emaus ini..:
Ketika menjalani perjalanannya,
2 orang murid itu kini bertambah jadi 3 orang
Siapa Dia? Siapa orang ketiga itu? Yups, Tuhan Yesus!

Dia berjalan bareng2 dgn kita di perjalanan, tapi kita ngga ngeh, ngga sadar
Dia bahkan ngobrol dgn kita di perjalanan, tapi masih aja kita berkutat dgn
Kebingungan kita sendiri, galau, ketakuan bahkan tangisan diri sendiri melulu
Tidak sedikitpun menyerahkan semua pergumulan hidup dan perjalanan hidup kita kepadaNya

Mata hati tertutup
Mata jasmani kita juga “tertutup”

Malah kalau terus dilestarikan keburukan ketertutupan tsb akan
Melahirkan sungut2 ke Tuhan!
Perhatikan saja kesal hati yg diungkapkan salah
seorang murid dlm perjalanan, “Kayaknya cuma anda deh yg ngga tahu
apa yang terjadi di Yerusalem pada hari2 belakangan ini.” (mohon ulangi lagi
kalimat aslinya di ayat 18)

Tetapi sekarang..
Ketika mendekati Emaus
Saat saya dan anda telah berjalan sekian lamanya..
Hampir sampai

Yesus bebrbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalananNya

Di titik inilah lebih dalam perenungan refleksi kita harus berubah menjadi
Kekuatan untuk meneladani sikap kedua murid itu
Mereka mendesak, bahkan ekspilist dinyatakan “sangat mendesakNya”
Untuk apa?
Untuk Yesus tinggal bersama mereka..
Ayat 29 berbunyi, “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hamper terbenam.”

Jadi keinget lagu yg teks begini,
”Tinggal sertaku Kawan yg Kudus..
G’lap hamper malam, jangan jalan t’rus..
Lain pertolongan tiada kutemu..
Tuhan Penolong.. tinggal.. ser..ta..ku….”

Ya, sekarang waktunya untuk lebih lagi mengundang Tuhan
Mampir saat perjalanan hidup harus kita teruskan
Tinggal di dalam hati kita, juga pikiran bahkan seluruh pancaindera
Dan
Benar-benar kita persilakan masuk
Masuk merasuk menguasai seluruh panggung-panggung perjalanan hidup kehidupan kita

Lanjutan ayat 29.. Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dgn mereka 

Dan lihatlah.. apa yang terjadi berikutnya sungguh indah dan memulihkan
Ada peralihan, ada perubahan!
Yg TERTUTUP jadi TERBUKALAH!

Khususnya saat Guru dan Tuhan kita itu melakonkan cuplikan Perjamuan Terakhir
Seperti Perjamuan Kudus yang selalu kita lakukan hingga kini
“Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu TERBUKALAH MATA mereka dan mereka pun mengenal Dia...” (ayat 30-31)

Mari dgn mengamini dan mengimani penampakan Yesus sebagai bukti kebangkitanNya,
Kita terbuka
Terbuka mata iman
Juga terbuka mata jasmani
Benar-benar terbuka, sadar-sesadar2nya bahwa Tuhanku hidup
Dan Dia sungguh2 Immanuel (Allah yg selalu beserta dengan kita)
Dan sampai kapanpun Tuhan akan selalu menyediakan
jamuan makannya untuk saya dan anda
Selalu menyediakan kebutuhan mendasar jasmani kita
Selau menawarkan menyediakan Keselamatan

Hampi 7 mil mereka berjalan.. letih cape?
Oh tentu jika hitung2an manusia duniawi
Tetapi tidak dgn 2 murid tersebut
Terbuka mata iman dan jasmani tadi membuat hati mereka termotivasi
Bersemangat, terbakar lagi, sukacita lagi
Ayat 32 menyebut,”hati kita berkobar-kobar”

Dan ini yang paling luarbiasa: Mereka bailk lagi ke Yerusalem!
Kurang lebih 7 mil lagi dong?
Iya..! 7 mil lagi mereka tempuh, bail, kembali ke Kota Yerusalem
Sekali lagi dgn bersemangat sukacita utk membagikan khabar ke teman2..

Ayo, kita juga semua kembali pulang teman2
Kembali kepada Tuhan
Pulang balik ke keluarga
Juga mari kembali ke studi, pekerjaan dan aktifitas
pelayanan Kasih kita kepada lebih banyak sesame yg menderita

Bangun, balik, pulang, kembali bersaksi memberitakan,
Persis spt kedua murid (baca ayat 33-35)
Dengan tingkah laku sehari-hari, perkataan juga kebaikan hati
“Tuhanku sudah bangkit, Dia hidup dan menghidupkan aku!
Cinta Kasih Tuhan membuka mata hatiku dan juga anda”
Nyatakan real itu sehari lepas sehari

Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka
Mendapati kesebelas murid itu…
Lalu bersaksi: Sesungguhnya Tuhan telah bangkit!”

KebangkitanNya membuat kita terbuka!
Terbuka mata iman
Terbuka mata jasmani

Terbuka bagi sesama
Terbuka untuk terus bersaksi menyalurkan kebaikan hati..


Selalu

Terbuka 



(tulisan & foto: lusindo tobing)