31 Juli 2012

refleksi minggu pertama Agustus 2012



BERTOBATLAH BANGSAKU DAN BERHARAPLAH KEPADA-NYA!


Mazmur 51:1-12





Ini (mazmur) ajaran sekaligus ajakan untuk diri sendiri, sesungguhnya. Tetapi juga secara lebih meluas, ini ajaran dan ajakan juga untuk sesama dan segenap rakyat juga bangsa Indonesia.

Bangsaku yang negaranya, oleh pihak luar bahkan dirinya sendiri (beberapa dari kita sebagai anak bangsa), dijuluki sebagai “Negara yang gagal”. Gagal karena demikian banyak korupsi!
Yang seterusnya berlanjut kepada sangat lambannya percepatan pendidikan dibandingkan pertambahan jumlah penduduknya bahkan dengan kecepatan tantangan dunia dan perkembangan zaman. Yang juga sangat merusak pondasi-pondasi dasar ekonomi dan apalagi berkembangannya ekonomi (dari negara berkembang maunya ke negara maju?), sehingga setelah berpuluh-puluh tahun tampaknya masih ketinggalan dan tertinggal dekat atau jauh dari bangsa-bangsa tetangga. Apalagi Negara dan bangsa lainnya yang sudah lebih dulu maju! Hal-hal sewarna dengan itu tentu juga melanda kedaulatan, kekuatan berdiplomasi, kepastian keamanan rakyat Indonesia di dalam negeri apalagi yang di di luar negeri, intoleransi antar pemeluk agama dan kepercayaan, pertikaian antar kampung dan kelompok-kelompok, maraknya berbagai kebohongan, tipu daya dan penipuan, dengan bentuk kejahatan dan kriminalitas bentuk baru yang menambah berbagai kriminalitas yang masih terus ada sejak lama, kekurangan tersedianya atau makin mahalnya bahan bakar, sembako (sembilan bahan pokok), makin derasnya impor bahan baku, barang-barang dibandingkan ekspor, dan  dimensi-dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya.

Mari jadikan kenyataan real (nyata) bangsa kita sekarang menjadi tautan refleksi yang kuat untuk tiap hati juga pribadi kita dibentuk setiap hari oleh Tuhan. Mungkin dimulai tiap pagi kita. Karena boleh jadi, mazmur ini digunakan para imam saat mempersiapkan korban pagi hari atau oleh perseorangan saat mempersiapkan diri untuk beribadah. Seperti doa yang kerap dilakukan di pagi hari. Doa saat memulai hari-hari pemberian Tuhan.

Jika kita telusuri lebih jauh dan mendalam, maka terasa ada suasana perselisihan antara yang baik dan jahat, antara orang benar dengan orang fasik, sebagaimana sering kali dijumpai di dalam kitab ini. Situasinya mirip dengan pasal 3 dan pasal 4 karena di dalam keduanya ada musuh-musuh yang berbahaya mengelilingi. Bahkan dalam ayat-ayatnya sangat terasa kontras ganda; sikap orang benar dan orang fasik terhadap dosa dan penyembahan dikontraskan, demikian juga tanggapan berbeda Allah terhadap kedua kelompok itu. Pemazmur sadar bahwa Allah tidak mungkin membiarkan dosa dan tinggal bersama dengan orang jahat. Dan Allah tidak akan membiarkan pembual untuk berdiri di hadirat-Nya. Allah memandang jijik kepada orang yang melakukan kejahatan. Akhir dari hidup orang yang berkata bohong adalah pemusnahan menyeluruh, sedangkan para penumpah darah dan penipu merupakan kekejian yang dibenci Allah. Pada saat orang-orang fasik ini penuh pengkhianatan, pemazmur tersungkur di hadapan Allah memohon tuntunan ilahi.


Ajakan pemazmur menjadi kian jelas, bukan untuk menghakimi dan saling menuduh mencari siapa yang bias dipersalahkan. Tetapi pemazmur meneladankan. Ya, meneladankan untuk mau sujud malu dating ke hadapan Allah (setiap pagi) untuk bertobat. Memohon ampun dan berharap pemulihan yang dari Tuhan. Karena keyakinannya akan murka Allah pasti berlaku untuk siapapun yang memelihara kebiasaan hidup yang bohong dan jahat dan bergelimang dengan dosa.  “Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu” (ayat 6). Sebab kejahatan bukan hal yang abstrak.  Bukan (hanya) pembunuh, tetapi (juga) penindas, pemeras, penganiaya, orang fasik, penipu, pemecahbelah persatuan bangsa, pengkhianat bangsa dan sebagainya .Allah bukan hanya membenci dosa, tetapi sampai batas tertentu Ia juga membenci mereka yang melakukan kejahatan. Pada pihak lain, Alkitab juga menyatakan Allah sebagai Yang mengasihi orang berdosa, menjangkau mereka dalam belas kasihan dan kemurahan-Nya, dan berusaha untuk menebus mereka dari dosa melalui salib Kristus (Yoh 3:16).

Sedangkan di ayat 7, jelas ditegaskan pemazmur dengan menggunakan Kata Ibrani (hesed) yang diterjemahkan dengan "kasih setia" mengungkapkan kesetiakawanan yang berdasarkan hubungan alamiah dan wajar, keluarga, famili, suku. Kemudian kata itu dipakai untuk mengungkapkan kesetiakawanan antara umat Israel dan Allah berdasarkan perjanjian. Umat Israel dianggap sebagai isteri dan anak Tuhan. Akhirnya kata itu mengungkapkan kesetiakawanan antara Allah dan masing-masing orang. Di pihak Allah "kasih setia" mengandung kesetiaan pada janji, kasih dan rahmat, dan di pihak manusia "hesed" berarti  kesetiaan dan ketaatan untuk percaya, Iman.

Mari menjawab ajaran dan ajakan ini. Ajaran dan ajakan untuk melakukan pertobatan tiap kita. Juga pertobatan sebagai rakyat dan bangsa Indonesia. Sehingga kita akan menjadi benar-benar “merah” (berani karena benar, terlebih di dalam KebenaranNya) dan benar-benar “putih” (dibersihkan, ditahirkan dan dilayakkan untuk terus berharap perbaikan-perbaikanNya nyata melalui kita dan bangsa kita!). Pemazmur mengajak kita juga supaya memohon kepada Allah untuk memperhatikan keadilanNya dengan "menuntun" pendoa, artinya mengatur hidupnya dan bangsanya sehingga keadilan Tuhan menjadi nyata. Dan dalam dilindungiNya, maka orang-orang benar dimampukan “melawan bahkan mengalahkan” orang fasik yang melawan pendoa. Melawan dan mengalahkan kebiasaan buruk/dosa, di setiap hari kita. Itulah jalan yang "diratakan" Allah. (baca lagi ayat 8)

Sehingga makin jelas di ayat 10, ketika permohonan-permohonan itu perlu ditempatkan pada latar belakang keyakinan orang Israel di zaman Perjanjian Lama yang belum kenal akan hidup kekal (kebangkitan). Di konteks mazmur ini, Allah akan mengganjar dan membalas manusia selama hidupnya di dunia. Kalau ditinjau demikian maka permohonan-permohonan itu mengungkapkan kerinduan wajar hati manusia akan keadilan yang dijamin Allah yang adil. Akibat pengalaman hidup yang kerap kali mengecewakan dan berkat perkembangan wahyu ilahi, paham tsb. ternyata tidak tahan uji, tetapi semakin diperhalus dan dimurnikan. Akhirnya dimengerti bahwa cara Allah mempertahankan keadilan tetap merupakan suatu rahasia yang tidak tertembus (bdk kitab Ayub). Tetapi Perjanjian Baru, Mat 5:43-48 mengajak supaya orang dalam kasih melupakan dirinya sendiri. Setelah dibersihkan demikian dan perasaan dongkol pribadi diambil dari padanya, maka Mazmur-mazmur itu bagi tiap kita yang percaya, tetap mengungkapkan kerinduan dan hasrat akan kuasa dan keadilanNya yang sama dalam dunia secara universal. Khususnya juga di negeri dan bangsa kita, tempat kuasa-kuasa jahat masih saja merajalela.

Namun yang tetap berpengharapan. Walau seburuk apapun dan bagaimanapun, harus mampu berkata “semua keadaan ini sesungguhnya baik dan pasti akan jadi lebih baik lagi” untuk semua. Semua golongan, kelompok, bahkan untuk semua agama, suku dan tiap pribadi rakyat bangsa Indonesia. Asal tetap ada orang-orang yang mengandalkan Allah. Manusia-manusia Indonesia yang mau takut dan takluk kepada Allah. Mau lebih bersyukur karena anugerahNya yang besar kepada Indonesia yang memang sesungguh-sungguhnya sangat kaya! Dengan setia saling berbagi, bergotong-royong/saling bantu, membawa kelegaan, damai, sukacita dari hal paling sederhana sekalipun di keseharian. Dimulai di rumah kita masing-masing, dengan tetangga lingkungan, di jalanan, di pasar atau pusat perbelanjaan, di sekolah, kampus, atau juga di tempat kita bekerja tiap hari, terus-menerus tidak ada habisnya. Maka akan membuat Indonesia boleh menjadi tanah air juga bangsa yang lebih berpengharapan. Menjadi lebih layak, bahkan jauh lebih baik dan indah untuk jadi tempat hidup bersama. Amin.


tulisan & foto: Lusindo Tobing.

30 Juli 2012

Terpuji dan terima kasih Tuhan Yesus Kristus..

Kini Blog aku (Lusindo Tobing) ini akan berlanjut kembali!  
Setelah kurang-lebih 6 bulan berkonsentrasi menyiapkan menyusun 2 Buku aku yang baru:
1. Blog to Book (kumpulan renungan-refleksi di Blog Lusindo Tobing ini)
2. Chocolate for The Soul (kumpulan status di Halaman facebook aku)

Dan hanya dengan berkat-Nya, catett.. direncanakan akan terbit 12 Februari 2013 (Ulangtahun ku ke-40).

dan inilah sedikit "bocoran" Draft Cover dan Isi Buku tsb..: