31 Maret 2015

Refleksi Minggu Pertama April 2015




Markus 16: 1-8.


MELIHAT DIA YANG BANGKIT







"Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini" (ayat 6). Perkataan malaikat /“orang muda” kepada para perempuan yang pergi melihat kubur Tuhan Yesus Kristus itu, mengandung tiga arti. Pertama, Dia tidak mati. Ia hidup kembali. Sumber hidup itu telah menang atas maut. Tidak lagi terus berbaring di tempat kematian. 

Kedua, hati yang dirundung duka mendalam, berganti sukacita. Sinar Paskah bercahaya, kegelapan sirna! Mari sambutlah berita tentang kebangkitan dengan takut dan iman bahagia. 

Dan ketiga, yang lebih otentik lagi yaitu hidup pribadi kita, orang Kristen yang Dia ubahkan. Keberanian memberitakan Injil (ayat 7-8), kasih tulus kepada sesama. Karakter yang semakin hari semakin dibangkitkan, menyerupai Kristus merupakan kesaksian yang tidak terbantahkan.

Di dalam Tuhan Allah: Sang Sumber Hidup & Kehidupan. Kematian bukanlah akhir kehidupan! Mari kita jalani tantangan dan pergumulan hidup dengan sukacita Paskah. 

Dengan iman dan pengharapan selalu melihat-menatap kebangkitanNya. Kita hidup kasih-mengasihi dengan sesama manusia serta seluruh kehidupan. Sampai waktu kedatanganNya kedua kali, sampai kebangkitan kita yang sempurna nanti. Amin.


 Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.

29 Maret 2015

Perkataan Yang Memberi Semangat



Yesaya 50 : 4-9a.

PERKATAAN YANG MEMBERI SEMANGAT







Jangan biarkan "lidah" kita menjadi "lidah yang tak bertulang", yang tidak bisa kita kontrol. Salah satu ukuran kedewasaan atau kematangan rohani seseorang adalah apa yang dikeluarkan dari mulutnya (baca Matius 15: 11).

Mari perhatikan kata-kata Nabi Yesaya, "Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.." (ayat 4). 


Kata-kata kita harus menegaskan kata-kata Tuhan Allah yang mengampuni dan menyelamatkan, tetap taat dan setia meski orang lain menolak pemberitaan-Nya (ayat 6). Dan syukur kepada Tuhan, karena Tuhan Allah sendiri yang akan terus menjadi pembela kita (ayat 7-9).

Mari berusahalah dengan segenap hati, menjadikan lidah kita sebagai "lidah seorang murid". Artinya lidah seorang yang sudah diajar, dan terus mau diajarNya. Mengeluarkan perkataan yang bermanfaat. Khususnya kepada mereka yang letih lesu dan menderita. Perkataan yang memberikan kelegaan dan semangat baru. Amin.

 


Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.