30 Maret 2017

Refleksi Minggu pertama April 2017



Yohanes 11: 33-44


Dibangkitkan oleh kasih-Nya

"Semua Menyatakan Kemuliaan-Nya"
                                                                                                                                           foto oleh: lt
 

“Lazarus, marilah ke luar!” (ayat 43) adalah kalimat seruan Tuhan
Yesus kepada Lazarus yang sudah empat hari meninggal dunia dan
sudah dikubur dalam sebuah gua yang ditutup batu (baca lagi ayat
38-39). Lalu apa yang terjadi? Ayat 44 secara eksplisit
menyatakan,”Orang yang telah mati itu [yaitu Lazarus] datang ke
luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan
mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka:
‘Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.”

Perhatikan, proses peristiwa mujizat ini terjadi, sebelum seruan
kepada Lazarus tadi, Tuhan Yesus berdoa. Namun sebelum Ia
berdoa, atas perintah-Nya: batu penutup gua kubur itu diangkat.
Setelah dialog-Nya dengan Marta, yang menekankan bahwa,
“bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya
engkau akan melihat kemuliaan Allah?” (ayat 40). Namun dari
semua proses itu, diawali sebuah fenomena menarik di ayat 33,
ketika Ia melihat Maria dan orang lain yang datang sedang
menangis, “maka menangislah Yesus.” (ayat 35). Tangisan-Nya itu
tulus, betul-betul karena cinta kasih-Nya. Membuat orang-orang
Yahudi spontan berkata,”Lihatlah, betapa kasih-Nya
kepadanya!” (ayat 36).  

Mari datang kepada Sang Kasih. Khususnya di tengah berbagai
pergumulan dan perjuangan hidup yang berat. Datang kepada
Tuhan dengan lebih dulu bersedia membuka “batu penutup” hati
dan pikiran setiap kita. Walau banyak pertanyaan dan gugatan yang
mungkin muncul, berdoalah. Berdoa bukan sekadar meminta segera
segala sesuatu jadi beres dan pergumulan selesai. Berdoalah untuk
cinta kasih-Nya. Berdoalah dengan cinta kasih, kepada Allah di
dalam Tuhan Yesus Kristus dan kasih karunia Roh Kudus. Maka
seperti Lazarus, kita akan dipanggil ke luar! Kita akan
“dibangkitkan.” Kita akan berupaya, hidup lagi, kembali semangat,
bahagia dan selamat. Amin.

 
Pdt. Lusindo Tobing