09 Maret 2017

Refleksi Minggu kedua Maret 2017



Kejadian 12: 1-4


Hidup Saleh ketika
Menerima Panggilan Tuhan

 

Tahukah Anda bahwa Bapak Abraham (Abram dalam Kejadian 12 ini) juga disebut sebagai Bapak Monoteisme Dunia? Agama Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang mu'min atau orang beriman. Agama Yahudi memandang Abraham sebagai salah satu leluhur mereka. Dalam Kitab Suci Ibrani, Allah sering menyatakan diri-Nya sebagai "Allah Abraham, Ishak, dan Yakub” (baca dan bandingkan Keluaran 3:6).

Sedangkan bagi kita orang Kristen, iman Abram menjadi teladan bagi semua orang Kristen. Di konteks Perjanjian Baru (PB) misalnya tampak di Ibrani 11:8-17. Sedangkan di konteks Perjanjian Lama (PL), kepatuhan dan ketaatan (baca kesalehan) Abram tampak sejak ia dipanggil Allah, seperti yang terjadi dalam pembacaan perikop kita kali ini. Abram taat pada perintah dan ia berpegang pada janji Tuhan, “"Pergilah <01980> dari negerimu <0776> dan dari sanak saudaramu <04138> dan dari rumah <01004> bapamu <01> ini ke <0413> negeri <0776> yang <0834> akan Kutunjukkan <07200> kepadamu; Aku akan membuat <06213> engkau menjadi bangsa <01471> yang besar <01419>, dan memberkati <01288> engkau serta membuat <01431> <00> namamu <08034> masyhur <00> <01431>; dan engkau akan menjadi <01961> berkat <01293>. Aku akan memberkati <01288> orang-orang yang memberkati <01288> engkau, dan mengutuk <07043> orang-orang yang mengutuk <0779> engkau, dan olehmu semua <03605> kaum <04940> di muka bumi <0127> akan mendapat berkat <01288>." (ayat 1-3). Abram melakukan apa yang Tuhan kehendaki, walau harus meninggalkan rumah dan kampung halamannya menuju tanah yang baru, Tanah Perjanjian.

Tuhan Allah mungkin sedang memanggil Anda ke tempat dimana Anda dapat melayani sesame manusia, bagi kemuliaan Allah. Jangan biarkan comfort zone (keamanan dan kenyamanan yang Anda rasakan saat ini) membuat Anda enggan terlibat dalam ibadah, pelayanan dan hidup saleh. Mari jadi seperti Abram/Abraham yang artinya kita semua sudah tahu: “Bapak orang percaya.” Mari hidup setia percaya, beriman dan saleh melakukan tiap tugas panggilan Tuhan, di manapun dan dalam bentuk apapun ibu/bpk/sdri/sdr dipakai-Nya menjadi berkat bagi tetangga, untuk Jakarta, bagi Indonesia dan bahkan menjadi saluran berkat untuk dunia. Amin.

 

Pdt. Lusindo Tobing

 

06 Maret 2017

Reading & Collective Retreat Pascasarjana STT Jakarta

 
 


"Bahkan jangan akhiri tiap-tiap dan seluruh perjalanan dengan ketakutan.
Jika ketakutan itu seperti 'ruang kosong,' persilakan Tuhan masuk menguasai ruang kosong itu.
Tidak usah memaksa-maksa diri memenuhi ruang kosong itu, agar ketakutan sirna.
Persilakan Tuhan menguasai, mengisi dan mengganti dengan ketenangan dan damai-Nya.
Juga memakai kita dengan kemampuan dan talenta masing-masing, dilebur, semakin rendah hati, terus belajar, membaca, bernyanyi memuji-Nya, untuk saling menerima, mau benar-benar mendengar (bukan melulu didengar), saling menguatkan, mengasihi, melayani...
Walau ketakutan bisa datang menggoda lagi, mari terus "menari bersama" baik sebagai teolog dan atau pendeta, juga kita semua jemaat gereja, umat dan pelayan Tuhan di manapun..
Bergumul-berjuang bersama, dengan Doa dan berjuang membagikan Cinta Kasih Salib Kristus menjadi warna-warni yang membawa keriaan, kebahagiaan dan kedamaian bagi umat, semua manusia dan seluruh kehidupan.. selamanya"
(kumpulanpercikrefleksireading&collectiveretreat- Pascasarjana Stt Jakarta, 3-5 Maret 2017, lemburpancawati)


 lusindo tobing