24 Maret 2010

refleksi minggu ketiga Maret 2010


Yohanes 12: 1-8

TERBAIK
“… meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya…” (Yoh 12: 3)


Di Betania, di satu perjamuan untuk Tuhan Yesus, saat Marta melayani dan ada juga Lazarus turut makan di situ. Maria melakukan satu hal yang extra ordinary namun sangat indah dan “mahal” mulia nilainya.

Ayat 3 menjabarkan jelas, “Maka Maria mengambil setengah kati (Kati= 3,75 kg) minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.”

Perhatikan, “yg mahal” itu bukan sekadar “harganya”
Walaupun harga sesungguhnya yang disebut-sebut bisa terjual tiga ratus dinar, memang sangat mahal.
Bayangkan saja teman2, gaji sorang buruh saat itu adalah satu dinar utk satu hari.
Tapi hati Maria..
Ketulusan hati, kesungguhan hatinya.. dan dilakukan dengan rendah hati.
Terbaik!

Ya, terbaik.
Terbaik untuk Tuhan
Dan berjuang terbaik bagi sesama

Ketulusan hati itu terbaik.
Lihat saja bagaimana Yudas Iskariot, seorang dari murid2Nya sendiri, protes, ”Mengapa minyak Narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” (ayat 4-5). Sekilas bagus banget ungkap teriak protes Yudas ini. Tapi sekali lagi Tuhan lihat hati.
Dia tahu hati tiap kita teman2.
Karenanya dengan kekuatan Tuhan sirnakan ketamakan, egoisme, kelobaan
bahkan ketidakjujuran!

Tuhan nda terlalu tertarik dengan apapun yang bisa kita miliki, capai bahkan ungkapkan selama ada di muka bumi. Wong semua milikNya! Segenap hidup dan kehidupan kita adalah kepunyaan Dia! Termasuk tubuh kita dan keselamatan kita!

Tapi..
Tuhan rupanya sangat tahu dan sangat tertarik dengan hati

Hati yang baik itu yang terbaik

Di ayat 6, penulis Yohanes sampai menorehkan indikasi bahkan menjelaskannya,”Hal itu dikatakan (Yudas Iskariot)-nya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Mari hancurkan kemunafikan hati juga pikiran
Berhentilah menganggap diri sendiri paling benar, baik, saleh dan suci
Allah sangat membenci kesombongan.
Dan dengan itu semua sudah dipastikan kita tidak bisa memberi mempersembahkan yang terbaik.

Dan lakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh

Kesungguhan hati itu terbaik
Kita mengenal ungkapan, “jangan setengah-setengah” atau “jangan panas-panas kotoran ayam” dalam istilah Alkitab disebut “jangan suam-suam kuku”

Segala sesuatu di keadaan apapun bagaimanapun,
persembahkan yang murni, jangan palsu
Persembahkan yang wangi, jangan bau busuk
Jika itu adalah minyak wangi maka persembahkanlah minyak narwastu murni
Kwalitas tinggi dan yang mahal harganya.
Perjuangkan itu semua tanpa ragu dan bimbang
Layankanlah kepada Tuhan dan sesama tanpa takut

Beri yang terbaik, kita tidak akan salah!
Karena kesungguhan hati saya dan anda oleh Tuhan akan dibuat
Seperti harum minyak narwastu yg semerbak ke seluruh kehidupan.

Yang terbaik selalu beraroma harum..


Dan terakhir, rendah hati itu terbaik.
Sangat kita refleksikan saat Maria membungkuk lalu jongkok bersujud di hadapan kaki Yesus. Lalu meminyaki kakiNya.
Bukan basa-basi, bukan mengurapi kepala
Tetapi kakiNya! Sebagai penghormatan, sebagai penyembahan.

Tidak berhenti di situ, lihat, lalu Maria tidak menyeka kaki Yesus yang sudah dilumuri parfum cair Narwastu itu dengan kain belaka.
Namun dengan rambutnya!
Ya, Maria menyeka kaki Tuhan dan gurunya itu dengan rambutnya sendiri.
Wow.. sebuah keteladanan Kasih yang terbaik!


Mempersembahkan tidak hanya dari kelebihan kita
Namun kita harus mampu sujud hati menyembah, mempersembahkan yang terbaik dari kekurangan kita.

Semua yang ada pada kita untuk Tuhan
Bahkan tubuh dan tiap bagian tubuh kita (sekali lagi ingat rambut utk menyeka tadi) hanya untuk memuliakanNya

Taburlah Kasih dengan rendah hati
Maka kita akan berstudi, bekerja, berbisnis, bermasyarakat dan berbagi dengan orang-orang terdekat, dengan sebaik-baiknya, terbaik.

Dan pada gilirannya, saya dan anda akan menerima yang terbaik, lebih lagi.
Dari Tuhan melalui alam semesta dan sesame
Menerima dan menikmati hidup yang terbaik
Penuh kasih damai surgawi..

Beneran.. bahkan surgapun sudah bisa kita nikmati di dunia ini, saat yg dibagi2kan..
yg terbaik!

foto: lt


Dari
Ketulusan..
Kesungguhan..
Kerendahan
hati ..
Yg berwujud pada sikap tingkah laku nyata di keseharian

Karena kita tidak akan selalu ada di bumi ini
Sama seperti Dia yang secara jasmani tidak selalu ada bersama murid2Nya
Tuhan Yesus di bagian akhir perikop mengingatkan,”..tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”
Pada saatnya Tuhan naik ke sorga. Tempat yang terbaik dari semua yang terbaik!

Kita diproses juga untuk ke sana
Diproses bukan sama dengan Tuhan
Namun diproses menjadi seperti Tuhan
Seberat, segelap bahkan di tengah “bau busuk” kedagingan manusia dunia.
Teruslah berjuang rajin menyalurkan yang “harum”
Seperti harum minyak Narwastu semerbak di seluruh rumah adalah
Perincian yang hidup yang tidak akan mudah dilupakan oleh
orang-orang di dekat kita
Yang terbaik untuk sesama

Harum semerbak untuk Tuhan
Terbaik bagi kemuliaanNya... Amin.





Pdt. Lusindo Tobing