03 Maret 2011

refleksi minggu pertama Maret 2011


HATI TERBUKA

2 Petrus 1: 16-21


Hari demi hari, di usia dunia kian tua ini, tampaknya hampir semua pihak, posisi, dimensi dan keberadaan, tergoda untuk terlibat dalam pusaran keruwetan, saling menghujat dan beramai-ramai langsung tidak langsung memuat hilangnya damai sejahtera. Awal semuanya disinyalir karena seringnya terjadi pemaksaan kehendak manusia, tidak transparan dan terlalu banyak kebohongan.

Berhentilah berbohong. Di hadapan Allah khususnya. Juga membohongi diri sendiri. Apalagi, jangan lagi dan lagi tidak jujur kepada sesama, khususnya bagi orang-orang yang terdekat dan ada di dekat kita. “Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongen isapan jempol manusia..” (ayat 16). Hidup janganlah diisi dengan isapan jempol, kemunafikan dan kebohongan yang ujungnya akan melukai hati sendiri. Juga melukai hati orang lain bahkan melukai hatiNya –Sang pemberi kehidupan itu-.

Mari datang mohon pemulihan dariNya, seraya berjanji untuk hidup lebih terbuka segar dan diterangi kasih karunia Allah. Tidak lagi memaksakan keinginan daging manusia, tapi takutlah akan Allah! (ayat 20-21)

Dan mari jadi saksiNya, saksi kehormatan dan kemuliaan Allah Bapa dalam Tuhan Yesus Kristus, Sang Anak yang Kukasihi (ayat 17-18). Untuk inilah kita dipanggil, mengikuti jejakNya tulus siap menderita, dengan hati seorang hamba yang setia, hati yang terbuka menerima dan bersaksi melakukan FirmanNya.

Menjadi pelita yang bercahaya di tempat gelap (baca lagi ayat 19) atas dorongan Roh Kudus, jujur, penuh kasih. Dan tiap hari, terus berjuang mewujudkan damai sejahtera bagi kehidupan bersama. Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing