31 Oktober 2015

Refleksi Minggu Pertama November 2015


Mazmur 119: 1-8 


TERWUJUD         




Sesungguhnya Taurat tidaklah identik dengan hukum, apalagi hukuman. Perikop Mazmur 119 ingin menegaskan hal itu, bahwa Allah memberikan Taurat agar semua umatNya (Israel di konteks ini) tertib, patuh bahkan terkesan takut kepada hukum dan hukuman dari Allah. Tetapi tujuanNya adalah lebih dari itu semua, yakni: Supaya segenap keluarga “biji mata” (kesayangan) Allah yang semakin hari mau makin percaya, akan menjalani dan menikmati perjalanan hidup kehidupan yang melimpah berkat dan rahmatNya.     

Jadi Taurat adalah salah satu wujud nyata dari Kasih Allah kepada umat yang mau beriman percaya. Melakukan semua firmanNya dan taat terhadap ketetapan-ketetapan Allah. Dengan menyebut Taurat sebagai peringatan (ayat 2), titah (ayat 4), dan lain-lain, pemazmur mengajak umat Allah menghayati Taurat sebagai pemberian Allah agar umat hidup berbahagia (1-3). 

Taurat membahagiakan karena membukakan kekudusan Allah bagi mereka. Menjadi terang Ilahi yang membuat orang dapat menghadapi hal-hal gelap yang merusak kehidupan. Karena Taurat Tuhan (baca: Firman Tuhan) berisi kekuatan Kasih Allah.     

Mari semakin matang dan dewasa dalam iman. Dengan menghargai dan khususnya melakukan firman Tuhan sebagai anugerah yang membebaskan (baca lagi ayat 6-8). Perlu diingat, hal ini tidaklah ditentukan usia seseorang, tetapi oleh cinta kasih kita kepada Allah. Yang telah dan selalu mengasihi kita. 

Mari berjuanglah sampai pada tahap menjalankan apa yang kita tahu dan mengerti. Serta membagikan KasihNya yang kita terima dan alami, menuangkannya dalam perbuatan mengasihi dan melayani sesama manusia di kehidupan sehari-hari. Amin. 


Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.