25 Agustus 2011

refleksi minggu pertama September 2011


SEDIA DITEGUR

Matius 18: 15-20


Pertama, jadilah pribadi yang mau ditegur. Kedua, jadilah persekutuan yang sedia ditegur. Baik ditegur oleh sesama manusia. Namun khususnya oleh dan dalam teguranNya. Ditegur oleh Allah.

Sesungguhnya cara dan bentuk teguranNya itu banyak. Dan telah sering kali kita ditegur. Baik oleh Firman, juga kenyataan hidup pribadi, pergumulan studi, pekerjaan, perjuangan keluarga bahkan sungguh ditegur sebagai bangsa dan penghuni dunia melalui berbagai perang, krisis ekonomi, bencana demi bencana dan sebagainya!

Namun mari lebih dulu menjadi sosok pribadi lepas pribadi yang peka, mau mendengar suara Allah dan manusia (baca ayat 15). Suara yang baik dan koreksi yang memulihkan membangun kita. Jangan tampik dan jangan berdalih. Karena kalau kita masih mengeraskan hati dan keras kepala maka teguran itu akan datang oleh dan bagi persekutuan kebersamaan di mana kita berada (baca lagi ayat 16-19) Oleh dan dalam keluarga misalnya. Juga jemaat, lingkungan tetangga, juga ditegur di kehidupan berbangsa bernegara, hingga dalam kehidupan alam seantero kehidupan dunia.

Memang awalnya bagian ini lebih menuju kepada saudara seiman. Tetapi bukankah teguran untuk diri kita dan kehidupan kita itu berguna untuk kebaikan orang lain, siapapun mereka. Berguna bagi banyak orang di sekeliling kita ada.

Oleh karenanya mari mau jadi umat Tuhan di kehidupan sehari-hari yang mau menegur ketidakbenaran, ketidakadilan dan kejahatan! Namun yang terpenting dari semua itu adalah mari jadi pengikut Kristus yang selalu sedia ditegur. Sehingga “.. Jika dua orang dari padamu di dunia sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapaku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (ayat 19-20).

Dan akhirnya Ketiga, semuanya ini memang untuk kebaikan diri sendiri. Tetapi khususnya untuk kebaikan cinta kasih banyak orang, kehidupan bersama. Ditegur berarti dikasihi, ditegur berarti diberkati! Amin




tulisan & foto: Lusindo Tobing.

refleksi minggu keempat Agustus 2011


DILEPASKAN

Yeremia 15: 15-21


Ini pergumulan Yeremia. Namun acapkali juga jadi pergumulan kita. Pergumulan percaya dan pelayanan kepada Allah. Ketika Yeremia tampaknya sudah melayaniNya, mewartakan Firman dengan sangat baik. Yang diterima justru celaan sesama, kesakitan hidup, bahkan penderitaan karena dikejar-kejar banyak orang ingin berbuat jahat padanya.

Rupanya syaratnya mau kembali. Tidak melulu hitung-hitungan manusia, mengharap pamrih kenikmatan dunia karena sudah melakukan pelayanan. Tetapi mengembailkan semua untuk kemuliaan Allah saja. Ayat 19 jelas Allah berkata, “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapanKu..”

Ya, mari kembali kepada Allah. Mengakui dan menyembahNya sehingga benar-benar tidak mau kembali lagi kepada kesedihan dan ketakutan karena kuasa kejahatan yang selalu mengintai mengancam. LanjutNya lagi kepada Yeremia juga kini kepada kita,”.. dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagiKu. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka.

Tuhan berjanji kepada NabiNya ini, akan membuat Yeremia menjadi “tembok berkubu dari tembaga.” Kokoh kuat dan sulit sekali ditembus. Tidak bisa dikalahkan oleh berbagai goda rayu dunia, bahkan dari intimidasi yang memerangi hati dan diri. Kitapun bisa memilikinya, tembok iman berkubu dari tembaga buatan Allah sendiri. Allah yang selalu menyertai, bahkan selalu menyelamatkan dengan melepaskan (baca lagi ayat 20 & 21). Melepaskan kita dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan kita dari genggaman orang-orang lalim.

Ketika mau melepaskan ego, asal mau berserah penuh kepadaNya. Kita pasti dilepaskan, diselamatkanNya! Amin.




tulisan & foto: Lusindo Tobing.