15 Juli 2013

refleksi minggu ketiga Juli 2013



Mazmur 52



KASIH SETIA
 






Jadi teringat beberapa waktu lalu mampir ke tempat cukur rambut. Teringat gunting, sisir dan alat-alat lain, khususnya pisau cukur yang digunakan sang tukang cukur. Satu pisau cukur yang sangat tajam!  

Setajam itulah lidah seorang yang bernama Doeg dan juga kejahatan Raja Saul (baca ayat 1-6). Lalim lagi sombong, yang lidahnya tampaknya merupakan senjatanya. Ketamakan, kelicikan dan dusta mereka, semua bersumber dari lidah yang seperti pisau cukur. 

Di Kitab 1 Samuel 22 bahkan diceritakan atas perintah raja Saul, dalam satu hari ada delapan puluh lima orang imam mati dibunuh. Saul menyuruh Doeg, seorang kafir untuk mengeksekusi orang-orang yang dikasihi Allah itu. Ternyata Raja Saul lebih mencintai kejahatan dan dusta (ayat 5), bahkan bermegah atas kejahatan yang dilakukannya (ayat 3). 


Mazmur ini menggambarkan kehidupan orang yang dikasihi Allah tetapi menderita bahkan hendak dibunuh oleh karena mengatakan kebenaran. Tetapi pemazmur yakin Allah sendiri akan menghukum orang berdosa. Mereka tidak akan tinggal di rumahnya (ayat 7). 

Sementara ia sendiri akan tetap aman berada di dalam kasih Allah. Di akhir hidupnya, Saul jatuh oleh pedang. Sebaliknya Daud naik takhta dan tetap kokoh sebagai bukti kasih setia Allah terhadap janji dan perjanjian-Nya.


Selamat menerima dan hidup terus dalam Kasih setia yang tak berkesudahan (ingat Ratapan 3: 22-23). Dan mari terus meneladani keyakinan pemazmur. Diutus untuk senantiasa percaya pada kasih setia Allah (ayat 10). Menjadi seperti pohon zaitun yang menghijau, hidup aman tentram dan terus bersyukur di dalam rumah (kasih setia) Allah. Amin.



tulisan & foto: Lusindo Tobing.