13 Mei 2017

Refleksi Minggu kedua Mei 2017


Yohanes 14: 1-14



Siap Melakukan Pekerjaan-pekerjaan yang
 
Yesus Lakukan

                                                                                                                                                                           Foto oleh: LT
 

Kita terlalu sering memberi perhatian hanya kepada penggalan ayat
dalam Alkitab yang kita suka, seperti ayat terakhir perikop kita kali
ini (ayat 14) yang berbunyi: “Jika <1437> kamu meminta <154> sesuatu <5100> kepada-
Ku <3165> dalam <1722> nama-Ku <3686> <3450>, Aku akan melakukannya.” Namun
“membuang” dan seakan melupakan bunyi pesan Firman Allah di
ayat-ayat terdekat lainnya. Lebih bahaya lagi, kita memotongnya,
menjadi seperti, “Jika kamu meminta, Aku akan melakukannya,”
padahal jelas ada pesan firman-Nya yang menjadi syarat yakni:
“dalam nama-Ku,” dan bukan dalam kekuatan dan kehendak kita
manusia, bukan “dalam nama-ku.”   <4160>

Perhatikan perikop kali ini, ditegaskan bahwa para murid dipanggil
untuk berkarya nyata, yang sudah diteladankan Sang Guru: Tuhan
Yesus Kristus. Refleksinya adalah menjadi umat Allah bukan
sebatas percaya dan bersyukur, tetapi siap dipakai Allah
mewujudkan rencana-Nya. Tahu dan mau bergumul demi rencana
dan kehendak-Nya, bukan umat yang cuma meminta keinginannya
dipenuhi! Tuhan Yesus Kristus menegaskan bahwa, “.. <5213>
Sesungguhnya <281> <281> barangsiapa percaya <4100> kepada-Ku <1691>, ia akan melakukan <4160>
juga pekerjaan-pekerjaan <2041> yang <3739> Aku <1473> lakukan <4160>, bahkan pekerjaan-
pekerjaan yang lebih besar <3173> dari pada itu.. <3754> <1473> <4198> <4314> <3962>” (ayat 12).

Mari miliki iman yang hidup, yang percaya rancangan Tuhan yang
berlaku, menggerakkan ketaatan kita kepada Tuhan Allah. Kita
ditantang untuk berupaya, bekerja dan berkarya, bukan hanya
karena diperintahkan Tuhan, melainkan karena karya-Nya, sudah,
ada dan selalu ada di dalam diri serta hidup kita. Berhentilah
membenci, mari saling mengampuni. Sudah basi untuk ikut-ikutan
menyebarkan berita hoax yang memecah-belah, jadilah pemersatu
keluarga, gereja dan bangsa. Jangan senang menghakimi,
bersemangat dan senanglah untuk saling menghargai. Stop hanya
memikirkan diri sendiri dengan memaksakan ego kita, mari siap
berkarya dalam hidup bersama. Lebih terbuka hati-pikiran untuk
semakin peduli, berbagi dan mengasihi semua orang. Amin.

 
Pdt. Lusindo Tobing