15 Maret 2010

refleksi minggu kedua Maret 2010


Lukas 15: 11-32

PULANG
“… adikmu telah kembali..” (Lukas 15: 27)


Jadi teringat saat kecil, dengan teriakan ibu kita yang memanggil. Memanggil saat saya atau anda mungkin terlalu lama bemain2, keluyuran, hingga lupa pulang untuk mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) atau tugas2 rumah, atau istirahat tidur yang memang sudah jadi bagian kita. Teriakan ibu / mama kurang lebih seperti ini,”Nak.. pulang!” atau jika sebut nama kita, “Dodo… pulang!” he he..

Ada nada perintah namun bersamaan ajakan untuk pulang, kembali ke rumah tempat kita berteduh. Tempat saya dan anda dibesarkan. Tepatnya keluarga di mana kita dicintai dan mencintai, mengasihi dan dikasihi.

Di lain sisi, jauh di lubuk hati si anak / kita, wah sesungguhnya ada rasa diingat, dianggap dan tentu sekali lagi dikasihi oleh orangtua kita. Rindu untuk pulang, rindu untuk kembali.

Hal itulah juga yang dirasakan dalam pergumulan di hidup si bungsu, dalam kisah yang sudah sangat kita kenal: Perumpamaan tentang anak yang hilang. Setelah memaksa ayah kandungnya memberikan bagian yang memang haknya. Lalu memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Yang kemudian kita tentu tahu kelanjutannya, terjadi bencana kelaparan. Dan si anak bungsu-pun mulai melarat. Habis-habisan sampai dengan sangat terpaksa bekerja menjadi penjaga di peternakan babi!

Klimaks yang paling tragis adalah saat ia ingin mengisi perutnyadengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.   



Si ayah datang berlari-lari mengahmpiri saat dilihatnya anak bungsu datang kembali, pulang.
Bahkan dengan ekspilisit Alkitab mengisahkan peristiwa emosional itu,”.. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” (ayat 20)

Perhatikan kalimat, “.. lalu merangkul dan mencium dia (si anak hilang)”
Indah sekali…
Kuat sekali terasa kasih dan sayang yang sangat besar dari sang ayah untuk anaknya..!

Ya, Allah sangat sayang kpd saya dan anda!
Dia mengasihi kita.
Mengasihi dengan sangat rindu untuk kita mau dan berbuat, kembali pulang kepadaNya.

Penyanyi Nikita pernah menyanyikan lagu, yang sangat tepat mengena dgn refleksi kita ini, yang saya cuplik demikian, “pulanglah.. anakku.. Bapa rindu bertemu.. pulanglah hai anakku.. ada Kasih Bapa untukmu…”

Mari pulang teman2
Mari kembali.
Kembali kepada Allah.
Pulang kembali hidup dalam KasihNya
Kasih yang mau berkorban dan telah menyelamatkan

Jangan tunda, jangan tunggu!
Sekarang, kembali
Pulanglah..


Namun yang hilang atau terhilang, bukan hanya si bungsu!

Mengapa?
Karena si sulung pun terhilang!

Si anak sulung marah dan tidak mau kembali pulang, masuk ke dalam rumahnya. Saat diketahuinya, ayah mereka menerima si bungsu/ si anak hilang, tidak hanya dengan meberinya minum dan makan. Tetapi juga pakian yang terbaik, lalu membuat pesta syukur bahkan dengan khusus memotong anak lembu tambun sebagai hidangan pesta.

Ayat 28 bersabda,”Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk (“pulang” ke rumahnya)..”


Lalu dengan cinta kasih yg bijak, sang ayah keluar menemui si sulung
Dan berbicara dgn sangat dalam makna,”engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.” (ayat 31).

Kalimat berikutnya (ayat terakhir, ayat 32) lebih hebat lagi..
Kalimat (baca: Firman) “terakhir” di perenungan kita ini..
“Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan di dapat kembali.”

                                                                                                                           foto: lt

Mari pulang secara pribadi kembali kepada Tuhan.
Agar akhirnya kita dilayakkan mencari yg terhilang
Bahkan dimampukan mengajak orang lain kembali

Kembali dekat dengan Tuhan
Lebih dekat..
Bahkan kita semua bisa hidup dalam rangkulan dan cium Kasih.
Yang membawa sukacita bahagia

Karena kita tadinya..
Telah mati dan menjadi hidup
Telah hilang namun didapat kembali!

hmhaaaaaahhhhhh….
kita selamat!

Yuk balik kpd Tuhan dengan perbuatan nyata: Kembali kpd keluargamu, jemaat, umatmu, komunitasmu, saudara2 kita, teman2, tetangga, bahkan siapapun sesama kita yg lain.. 

Karena bukan hanya si "anak hilang" yg terhilang. Rupanya seseorang juga bisa hilang, walaupun ada di “rumah”. Pulang, kembalilah mencintai, menyayangi, mengasihi.. membahagiakan lebih banyak orang2 yg ada di dekat kita.


Pulanglah, kembalilah!
Bergembiralah, bersukacitalah



Pdt. Lusindo Tobing