11 September 2013

refleksi minggu ketiga September 2013




Lukas 15: 1-10




BERTOBAT SETELAH MENDENGAR







Para Farisi dan ahli Taurat kembali bersungut-sungut tentang sikap dan perbuatan Tuhan Yesus Kristus, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka" (ayat 2).  Bagi mereka, berdekatan dengan orang berdosa akan menyebabkan ketularan tidak `bersih'.  Tuhan Yesus pun merespon dengan trio perumpamaan: Domba yang hilang; Dirham yang hilang, dan Anak yang hilang.   

Perikop kita kali ini berisi perumpamaan yang pertama tadi.  Si gembala menyadari  ada satu ekor domba yang hilang. Lalu ia mencari sampai ia menemukannya (ayat 4). Tidak sedikit pun ia menyalahkan domba yang hilang itu (berlawanan dengan sikap ahli Taurat dan orang Farisi terhadap orang berdosa).  


Mari mendengar ajaran Sang Gembala kita, Gembala Yang Baik! Mendengar FirmanNya, bahkan lebih dalam bersedia mendengar “suara hati” Sang Bapa. Yang selalu mencari kita yang hilang, menemukan dan merayakan penemuan itu (ayat 6). Bahkan di ayat terakhir, Tuhan Yesus menyuarakan tegas, “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."


Ya, mau bertobat setelah mendengarkan Firman Tuhan. Itulah keinginanNya, suara hati Allah yang harus selalu lebih kita dengar. Baik melalui telinga kita, juga melalui seluruh panca indera, berdasar hati kita yang juga bersedia terus mendengar.  Di berbagai peristiwa dan kejadian pada masyarakat luas (contohnya berbagai kejahatan, penembakan, bahkan ketidakmenentuan harga kedelai di Indonesia bahkan ekonomi dunia),  maupun khususnya pergumulan perjuangan di kehidupan keluarga (misal: kecelakaan di jalan tol yang melibatkan seorang remaja putra seorang artis terkenal, yang merenggut nyawa 6 orang meninggal dunia) ataupun pribadi lepas pribadi kita. 

Bertobatlah karena mendengar, mendengarlah untuk bertobat! Amin.




Tulisan: Lusindo Tobing. 
Foto: doc. keluarga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar