07 Agustus 2015

Refelksi Minggu Kedua Agustus 2015


Efesus 4: 25 – 5: 2



RAMAH






Semua kita kemungkinan besar bergumul dan berjuang di tema renungan kali ini: Ramah. Berjuang bisa ramah, tetap ramah, apalagi semakin ramah kepada semua orang. Di konteks carut-marut kehidupan sosial masyarakat, bangsa negara dan bahkan dunia.  Yang semakin tegang dan panas, kita difirmankan untuk ramah. Sebagai umatNya, sekali lagi, untuk lebih ramah kepada orang lain.

Marilah mulai dari keluarga, berlanjut ke persekutan kebersamaan jemaat dan gereja. ” Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (Efesus 4: 32).  Firman Tuhan melalui Rasul Paulus menginginkan jemaat Efesus berani tampil beda dalam kehidupannya. Juga kepada kita yang berusaha memberlakukan hidup ramah dengan tetangga di rumah, maupun “tetangga” / orang-orang di dekat kita, di mana pun kita berada, seperti diri kita sendiri (ingat dan maknai lagi Hukum Kasih-Nya, Matius 22: 37-40). 

Bahkan kita dimampukan Kristus Sang Sumber Kasih, untuk bisa ramah sebagai warga negara Indonesia.  Berjuang melakukan kasihNya dalam kehidupan, bukan saja sebagai suatu keharusan tetapi juga sebagai tanda atau bentuk keunikan kehidupan kita, orang Kristen. Terlebih di tengah  bangsa dan negara kita memasuki usia ke-70 tahun di bulan ini. 

Hingga keramahan dan benar-benar bisa berlaku ramah kepada seluruh dunia. Kepada  sesama manusia, suku atau bangsa dan agama apapun. Bahkan mampu dengan nyata ramah kepada air, udara, tanah, binatang, tumbuhan dan pelestarian segala ciptaanNya. Amin.



Tulisan & Foto: Lusindo Tobing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar