22 September 2015

Refleksi Minggu Ketiga September 2015

Markus 9: 33-37 



KERENDAHAN HATI 




Ketika Tuhan Yesus Kristus mengambil seorang anak kecil, menempatkannya di tengah-tengah para murid (ayat 35-36), kemudian Ia memeluk anak itu dan mulai mengajarkan cara bagaimana para murid (dan kita juga sebagai jemaatNya di masa kini) menyambutNya dalam kerendahan hati.     

Ini terjadi ketika Ia kembali ke Kapernaum, lalu menuju ke rumah Petrus, yang merupakan markas kegiatanNya dan para murid di Galilea. Dengan pertanyaannya yang kata kerja “bertanya”, kemungkinan ini menunjukkan Tuhan Yesus terus menanyai para murid, mengenai pembicaraan mereka waktu di jalan sebelumnya. Namun bukannya menjawab pertanyaan Guru (Rabbuni), “mereka diam” (baca ayat 33-34). Menunjukkan kemungkinan para murid malu mengungkapkan pembahasan tidak layak itu. Karena saat dan baru saja menjelaskan tentang kematian-Nya yang sudah dekat, pikiran mereka rupanya malah dipenuhi hasrat tentang kesombongan pribadi dan di pertanyaan siapa yang terbesar di antara mereka?     

Tuhan menghardik para murid. Dan sesungguhnya Tuhan juga sedang menghardik kita sekarang! (baca dan renungkan kembali ayat 37). Mari menyambutNya dengan kerendahan hati. Tindakan rendah hati dalam Kasih Kristus, merupakan tindakan sangat mulia. Kerelaan untuk mengambil kedudukan yang rendah sebagai hambaNya, bahkan mengasihi-melayani anak kecil (bahkan perluasan permaknaannya berwujud: Melayani yang “kecil”, miskin, lapar-haus dan korban berbagai kejahatan serta bencana) merupakan tanda kebesaran sejati. Karena dengan melakukan hal itu, kita berarti sedang melayani Allah Bapa di dalam Kristus. Amin. 



Tulisan: Lusindo Tobing
Foto: Doc. Komisi Wanita GKJ Nehemia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar