09 November 2017

Refleksi Minggu kedua November 2017



Amos 5: 18-24



Bijaksana dalam Pengharapan



                                                                                                                                   foto: lusindo tobing


Tidak ada sorga tanpa hari penghakiman, tidak ada pengharapan

tanpa kebijaksanaan dan perbuatan baik, mungkin itu yang bisa mengambarkan isi Sabda Tuhan Allah melalui Amos di konteks perikop kita kali ini. Bagian ini bernada pesimis. Sesungguhnya Tuhan masih terus menganjurkan pertobatan, namun harapan-Nya itu kecil sekali sebab hanya ada segelintir umat bersedia menyambut dan itupun tipis. Umat Allah saat itu hanya mau mencari kebaikan tanpa mau membuang kejahatan.


Sebelumnya bersemi harapan apokaliptis, bahwa akan datang Hari

Tuhan ketika Tuhan mengadili semua bangsa dan membela umat-Nya.Tetapi hal yang bersifat janji dan penghiburan itu kini dijadikan Tuhan sebagai ancaman terhadap umat-Nya. Hari itu tidak akan menjadi kesukaan dan penghiburan sebab kekelaman dan murka akan menimpa umat. Tuhan tidak akan pilih kasih. Selama ibadah tidak utuh meliputi seluruh aspek kehidupan, selama itu juga ancaman murka terus mengintai. Kengerian dan celaka belaka, bukan damai dan kesukaan! Ayat 18 adalah Eskatologi, berbicara tentang penghakiman akhir, adanya gambaran umum dan tanda-tanda penghakiman akhir.


Oleh karena itu, kini di hampir durasi akhir tahun 2017, dengan

merefleksikan pembacaan kita, mari bijaksana dalam pengharapan. Jangan cepat menganggap diri saleh karena sudah melaksanakan seluruh ibadah Minggu dan berbagai “kegiatan kerohanian” kita tiap hari (berdoa, membaca Alkitab, saat teduh dan menyanyi memuji Tuhan). Panggilan kita tidak hanya itu, tetapi harus meluas sampai kepada semua segi hubungan kemanusiaan kita. Mari berjuang terus menghadirkan sorga yang dari Allah melalui kita kepada sesama manusia. Bertobatlah dari kebiasaan buruk yang tidak sesuai firman-Nya, persilakanlah Roh Kudus Allah lebih menguasai pikiran dan khususnya hati kita. Bertindak, bertingkah laku dan berbuatlah lebih bijaksana: membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi semua kehidupan bersama. Ketika kita perbanyak menyayangi dan mengasihi semua orang, maka ada pengharapan. Amin  



Pdt. Lusindo Tobing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar