25 November 2017

Refleksi Minggu keempat November 2017


Matius 25: 31-46


Pengharapan bagi Mereka yang Menderita


                                                                                                                            foto oleh: LT

Isi perikop kita kali ini adalah tentang penghakiman terakhir. Terdapat beberapa bagian yang diungkapkan dalam bentuk perumpamaan, seperti pemisahan antara domba dan kambing serta percakapan antara hakim dan orang-orang yang diadili. Namun perikop ini secara keseluruhan tidak bisa disebut perumpamaan, mungkin lebih tepat disebut penggambaran mengenai penghakiman terakhir.

Perikop Matius 25:31-46 ini khususnya menekankan soal pengharapan. Pengharapan bagi umat Tuhan di konteks Matius yang sedang galau tentang keselamatan mereka, di tengah berbagai wujud keegoisan, pementingan kekayaan dan kerakusan bahkan kejahatan. Lalu bagaimana umat yang hidup baik setia melakukan firman-Nya tetapi miskin? Tidak memiliki apa-apa untuk dibagikan? Penulis Injil Matius menegaskan bahwa Kristus tetap mengakui mereka sebagai saudara-Nya (baca juga Ibr. 2:11).

Tuhan ingin kita dalam keadaan bagaimanapun, saling memberi bantuan dan pertolongan. Ia akan memperhitungkan kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, sebagai kebaikan yang dilakukan untuk diri-Nya. Perhatikanlah, Kristus  peduli masalah dan penderitaan yang dihadapi semua umat-Nya. Jika Kristus sendiri berada di antara kita, seberapa siapkah kita peduli menolong Dia? Ke dalam penjara misalnya, sesering apakah kita mengunjungi Dia dalam diri mereka yang dipenjara? Dia di dalam diri pasien-pasien di rumah sakit? Dia dalam diri anggota keluarga, jemaat dan para tetangga kita? Bahkan Dia dalam orang-orang yang lapar, haus, muskin dan menderita yang kita jumpai sehari-hari? Mari semakin menempatkan orang lain sebagai saudara, menghadirkan pengharapan bagi mereka yang menderita. Amin.

Pdt. Lusindo Tobing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar