05 September 2022

Melayankan Ibadah Minggu Awal September 2022 - GKJ Nehemia






 





Segala syukur kemuliaan bagi Kristus.

Bersama majelis dan para pelayan ibadah melayankan Liturgi dan menyajikan khotbah di Ibadah Minggu pertama September 2022 (jam 09 & 17) GKJ Nehemia. 


Kristus Dimuliakan Dalam Hidup Dan Matiku


Filipi 1: 20-26


“Surat Sukacita.” Ya, Kitab Filipi berisi surat-surat Rasul Paulus kepada umat jemaat di Filipi, tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya di bagian paling awal, sampai ke doa berkat (di Filipi 4 ayat 23), surat ini memusatkan perhatian pada Tuhan Yesus Kristus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.


1. Hidup dan atau Mati


Berpusat kepada Tuhan Yesus inilah yangenjadi tujuan hidup dan pengharapan akan hidup kekal. Dalam dan oleh hidup maupun mati. 

“Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.” (Filipi 1:20)


Hidup (maupun) / dan atau mati dalam Kristus inilah kerinduan terdalam Paulus, yaitu bahwa hidup atau matinya boleh mempermuliakan Kristus (baca dan maknai lagi ayat 20 lanjut 21). Karena hubungannya dengan Kristus sedemikian akrab maka kondisi-kondisi yang berubah-ubah tidak mempengaruhi kesetiaannya, kualitas kerohaniannya maupun kobaran semangat pelayanannya. Sebaliknya penderitaan adalah kesempatan untuk mengalami keindahan persekutuan Kristen lebih dalam dan membuat ia lebih berharap berjumpa Kristus. 


Untuk Paulus hidup atau mati tidak soal. Yang penting dalam pengalaman mana pun, ia tetap menyatakan Kristus dan ia ingin memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi jemaat Tuhan.Kiranya Roh Allah mengaruniakan kita keyakinan serta prinsip hidup yang sama dengan Paulus.  Mari semakin yakin, baik hidup dan atau mati, kita mewujudkan prinsip iman bahwa Tuhan telah, sedang dan akan selalu menyiapkan kita menghadapi kondisi seburuk apa pun, tetap kokoh dalam iman, hangat dalam kasih, teguh dalam pengharapan, berkobar dalam pelayanan kasih bagi sesama manusia serta semua kehidupan.


2.Memuliakan Kristus


Jika kita balik pemaknaan ayat 21 ke ayat 20 mungkin refleksinya bertambah kuat. Bahwa, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.“ (Filipi 1:21) adalah hasil sejati yang Paulus ajak kita berjuang memiliki dengan berjuang melakukan nyata di keseharian yakni pemuliaan Tuhan Yesus: 'Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku'” seperti kita maknai di poin pertama di atas. 


Pernyataan ini mungkin mengantisipasi kehadiran Rasul Paulus di hadapan Kaisar saat itu (konteks bacaan teks kita). Paulus merasa yakin bahwa ia akan berani berada di ruang kerajaan itu—dan dengan demikian tidak akan "mempermalukan" dan menistakan kepentingan yang untuknya ia sudah memberikan hidupnya. Ia percaya bahwa segala sesuatu yang tersingkap pada akhirnya akan memuliakan Kristus. Istilah yang berarti "ditinggikan" bisa juga diterjemahkan "diperluas" atau "diperbesar." 


Pada awalnya gagasan itu menghenyakkan kita sebagai hal yang aneh. Karena Tuhan Yesus sudah "lebih besar daripada besar," bagaimana bisa Rasul Paulus memuliakan atau "memperluas" atau "memperbesar" Dia? Lalu bagaimana dengan kita? apakah kita juga bisa? Jawabannya adalah ya, kita bisa meninggikan Dia di dalam pikiran manusia dan tingkah laku nyata kemanusiaan kita. Bahkan sebagaimana kaca pembesar dapat membantu orang untuk melihat hal-hal lebih jelas, kehidupan yang berpusat pada Kristus dapat membantu umat manusia melihat Allah sebagaimana Ia adanya. Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus dan hikmat urapan Roh Kudus yang mengasihi kita manusia, saat hidup di dunia, dan apalagi nanti sudah mati -saat bertemu kembali dengan Kristus” di sorga abadi kekal. 


Seperti yang dengan tegas namun tetap penuh nada Kasih dan semangat sukacita di ayat terakhir perikop kita Minggu ini, di Filipi 1:25-26, demikian, “ Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita. Mari bersukacita membagikan Kasih sayang yang murni dan nyata. Jangan munafik, mari dimurnikan dari dalam hati dan pikiran sehingga kita benar-benar hidup. Mari sampai mati kita memperjuangkan kebenaran dan keadilan, sesulit apapun tantangan pergumulan dunia. Jangan berdrama apalagi mempermainkan Tuhan dan meliciki sesama manusia. Mari kita berusaha lewat tingkah laku dan semakin berbagi kebaikan -dari iman, pengharapan dan kasih- kepada keluarga, tetangga, teman kerja, rekan usaha dagang, kawan-kawan sekolah dan kuliah kita, bahkan berani mendukung yang murni baik dan benar, menolak yang busuk dan jahat siapapun itu orangnya. Sehingga kemegahan kita dalam Kristus Yesus semakin bertambah nyata dimuliakan di dalam dan atau melalui tubuh kita, baik oleh hidup-kehidupan kita, (maupun) dan atau oleh kematian kita. Amin

Pdt. Lusindo Tobing



Tidak ada komentar:

Posting Komentar