03 Maret 2010

refleksi minggu keempat februari 2010

Lukas 13: 31-35


HARI INI DAN BESOK DAN LUSA
“.. tetapi kamu tidak mau” (Lukas 13: 34)


“Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” (ayat 31). Kalimat ini walau keliahatan ingin menolong Tuhan Yesus, namun hakikinya para Farisi itu berniat mengusir Dia dari Yerusalem. Mengusir karena mereka benar-benar menolak dan membenci Mesias.

Tetapi respon dan jawab Yesus sangat tegas, ”Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalananKu, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem (ayat 33). Sangat terasa sebuah penegasan tetapi juga menjadi Firman yang berpesan kepada kita saat ini untuk berulang-ulang. Ya, berulang-ulang / hari ini dan besok dan lusa, untuk saya dan anda meneruskan perjalanan iman, pengharapan dan kasih dalam Allah untuk lebih banyak orang.

Hari ini dan besok dan lusa juga dapat berarti sampai selamanya. Seterusnya hingga akhir, hingga selesai, tamat!

Namun selanjutnya berulang2 yangg bagaimana? Atau apa yang kita isi di hari ini dan besok dan lusa tersebut? Ini yang lebih penting. Jawabnya adalah: Jangan menolak Tuhan.

Tuhan Yesus sampai mengeluh.

Dia mengeluh karena ditolak oleh milik kepunyaanNya, adalah kita.

Bayangkan Dia pencipta dan pemilik alam semesta juga segala isinya itu, mengeluh?! Dan keluhanNya tidak tanggung-tanggung berkeluh kepada Yerusalem. Pusat dari segala nilai-nilai luhur hidup social, adat dan agama Yahudi kuno. Perhatikan keluhanNya di ayat 34, “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” Milik kepunyaan bahkan kesayanganNya menolak Dia.
 
                                                                                                                                                                       foto: lt 


Tuhan Yesus ditolak di Yerusalem. Tetapi Dia tidak takut! Bahkan Dia mati di situ. Ingat jalan salib bahkan hingga Salib, dengan penderitaan habis-habisan dan kesakitan yang luarbiasa beratnya. Untuk tebus dosa kita.

Jangan gentar, jangan takut pada penolakan! teman2..

Perhatikan, kita juga di ayat 34 tadi mendapat dua ungkapan tambahan yang menguatkan hal sebelumnya, “Berkali-kali” dan “tetapi kamu tidak mau.”

Penolakan demi penolakan tersebut yang bisa membuat kita bertumbuh dan berbuah nyata!

Mari buka hati
Mari buka pikiran dan seluruh panca indera keidupan.
Terima Allah, dan jangan sedetikpun menolak Dia.

Biarkanlah Allah Bapa menguasai tiap lini panggung hidup kita.
Persilakan Tuhan Yesus jadi tamu yang tetap dalam keluarga.
Dan berilah tempat sluas dan selebar-lebarnya kepada Roh Kudus mengurapi tiap aspek di studi, pekerjaan bahkan pelayanan holistic atau secara meneyluruh bagi sesame di keseharian.

Tolak kejahatan!
Bencilah ketidakadilan!
Dan usir sekaligus buang jauh2 segala ego, dendam dan kesombongan pribadi!

Terima Tuhan Yesus. Jangan takut ditolak manusia dan dunia.

Beranilah berjuang untuk kebenaran, lakukan kebaikan.
Senangi respek, juga berempati bakan simpati dan peduli bagi mereka yang menderita, miskin, mengerang kesakitan, menangis bahkan berduka cita.
Dan undanglah selalu rendah hati, permakluman juga pengampunan dan lestarikan hati penuh Kasih siap menolong mereka yang memang benar2 perlu ditolong.

Terus-menerus, berkali-kali, ada juga ungkapan “berulang-ulang” (baca ulangan 6: 7), kita dilayakkan untuk menerima berkat-berkat dari Tuhan.

Tetapi ingat, jangan puas hanya menerima berkat2Nya saja. Nanti kalau keenakan bisa2 kita malah menolak orang lain. Tidak mau repot dan mau enak sendiri saja! Tetapi, ayo selalulah siap bersedia menjadi saluran berkat-berkat Allah bagi lebih banyak orang khususnya yang menderita, ada di dekat kita. Khususnya berkat damai dan sejahtera Allah sampai ke mereka, termasuk khususnya melalui saya dan anda.

Jika terbiasa memberlakukannya dengan nyata. Maka akhirnya kita siap mengasihi bahkan orang-orang yang pernah dan sedang menolak kita. Membenci, mengusir, memfitnah, menolak dan pernah sangat menyakiti hati kita. Karena itu semua tidak akan mempan dan tembus mencuri damai sejatera dalam hati, apalagi keselamatan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dia sendiri menggambarkannya seperti anak-anak ayam yang selalu dilindungi di bawah sayapnya. Aman, hangat, terlindungi, bahkan nyaman dan selamat!

Sehingga kita pantas dan layak berkata, “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (ayat 35). Kapanpun, dimanapun dan bahkan saat situasi kondisi berat bagaimanapun, kita bisa lebih melihat dan merasakan Kasih sekaligus kuat kuasa keselamatanNya! Kemudian setialah mensharekannya, membagi-bagikannya…

Hari ini dan besok dan lusa.

Amin.


Pdt. Lusindo Tobing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar