26 September 2012

refleksi minggu keempat September 2012



ANAK





Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada orang tua adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Dan periode pekembangan anak merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. 

Begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan iman seseorang. Anak sebagai orang yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasannya. Anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih Tuhan dan tempat bertumbuh bagi perkembangan spiritualnya. Anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga haruslah memberi kesempatan bagi anak untuk terus belajar tingkah laku yang penting, baik dan benar sesuai FirmanNya. 

Untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama keluarga juga dengan tetangga dan sesama secara meluas. Harus tersedia pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangan menuju kea rah Kristus. Anak juga mempunyai perasaan, pikiran, kehendak tersendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase kehidupannya. Perkembangan pada suatu fase merupakan dasar bagi fase selanjutnya. 

Karenanya, anak-anak sangat membutuhkan didikan Tuhan. Melalui kita semua, khususnya kita orangtuanya. Didasari sistem dan cara yang diajarkan banyak oleh Tuhan  kepada kita. Sepanjang perjalanan hidup kita, hingga diperkenankannya kita menjadi orangtua bagi anak-anak. Mendidik mereka sesuai dengan Firman Tuhan dengan tekun bersama memberlakukannya setiap hari, setiap waktu. 

Di konteks Perjanjian Lama, kita tentu akan kembali kepada Ulangan 6:6-9, “apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun...” Orangtua dan lingkungan di sekitar anak-anak (khususnya keluarga inti) haruslah berusaha dan memberlakukan setiap hari apa yang dikatakan dan diajarkan oleh Allah sendiri. Melalui kita kepada anak-anak kita. 

Selanjutnya begitu pula di konteks Perjanjian Baru, misalnya Rasul Paulus mendorong orangtua membesarkan mendidik anak-anak dalam “Ajaran dan Nasihat Tuhan” (Efesus 6: 4). Sehingga menyiapkan mereka dan membentuk seorang anak untuk siap mengahadapi berbagai tantangan kehidupannya. Terus membawa karakter Tuhan Yesus Kristus di dalam hati, pikiran dan memancar di tiap tingkah laku kesehariannya. Kuat, Tidak mudah diombang-ambing oleh pengaruh dan ajaran yang jahat dan menyesatkan. Namun selalu bertumbuh di dalam dan ke arah Kristus. Siap menjadi saluran cinta kasih Allah sampai mereka menanjak remaja dan dewasa. 

Bahkan hingga nanti ketika Tuhan memberkatinya dengan keluarga dan anak. Amin.





             
             tulisan & foto: Lusindo Tobing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar