16 Juni 2015

Bahan PA: Galatia 6: 1-10.




Galatia 6: 1-10


JANGAN BERHENTI BERBUAT BAIK



Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan
dari pintu ke pintu, menemukan bahwa di ka ntongnya hanya tersisa
beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah
berikutnya.
Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda
membuka pintu rumah.
Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas
air.
Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut
pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, “berapa
saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?”
Wanita itu menjawab: “Kamu tidak perlu membayar apapun”.
“Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk keba ika n” kata
wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :” Dari dalam
hatiku aku berterima kasih pada anda.”
Sekian belas tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang
sangat kritis.
Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya.
Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter
spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan.
Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut,terbersit
seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju
kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu.
Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang.
Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan
upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia
selalu member ika n perhatian khusus pada kasus wanita itu.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan..
. Wanita itu sembuh !!.
Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh
tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan.
Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar
tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa
ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.
Akhirnya Ia memberan ika n diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada
sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan
tersebut.
Ia membaca tulisan yang berbunyi.. “Telah dibayar lunas dengan segelas
besar susu..”
tertanda, DR Howard Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya.
Ia berdoa: “Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh
bumi melalui hati dan tangan manusia.”

Demikianlah cuplikan kisah nyata dari seorang DR Howard Kelly yang sangat menyentuh hati dan pikiran kita. Bukankah perbuatan-perbuatan baik seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh semua orang di dunia? Dan memang, perbuatan baik selalu mempengaruhi untuk segala sesuatu bisa sedikit atau banyak menjadi lebih baik. Bahkan rupanya perbuatan baik kerap mempengaruhi dan membuat orang lain juga melakukan satu perbuatan dan perbuatan-perbuatan baik berikutnya.

Dan sesungguhnya, di konteks pembacaan kita kali ini tidak hanya berhenti soal perbuatan. Tetapi bahkan sampai kepada sikap dan hal-hal baik secara rohani dan iman kita. Rasul Paulus tidak ingin ada orang yang bermegah atas kejatuhan orang lain. Justru orang yang tidak jatuh karena rohaninya kuat harus mampu menunjukkan sikap kristiani yang penuh kasih terhadap mereka yang jatuh.

Sikap kristiani itu adalah wujud kualitas kekristenan sejati. Pertama, ia tidak akan menghakimi saudara yang sedang jatuh, sebaliknya ia akan mengampuni dan mengangkatnya (ayat 1). Ini adalah sikap yang meneladani Kristus. Kedua, ia menyadari diri juga lemah dan bisa jatuh sehingga akan selalu berjaga-jaga agar tidak jatuh (ayat 3). Dengan kesadaran seperti itu, terbangunlah sikap saling menolong di antara sesama anak Tuhan (ayat 2). Ketiga, ia tidak menilai diri dengan memakai standar manusia melainkan standar Firman (ayat 4-5). Keempat, ia akan rendah hati menerima teguran firman karena kesalahannya dan bersikap hormat kepada yang menegur dengan kasih (ayat 6). Paulus juga terus mendorong supaya orang yang jatuh cepat bertobat karena Allah tidak dapat dipermainkan (ayat 7-8).

Akhirnya, Paulus juga menasihati jemaat Galatia agar terus menerus mewujudkan karakter ilahi mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjadi berkat untuk semua orang (ayat 9-10).

Tiap pribadi kita dan persekutuan jemaat Allah  seharusnya menjadi wadah kasih yang diwujudkan. Orang yang suka menolong banyak sahabatnya, dan para pengampun berlimpah saudaranya. Tetapi sesorang yang menolak untuk berbuat kebaikan kepada orang lain, maka bisa dipastikan sikapnya itu sangat mendukakan Hati-Nya dan hidup orang tersebut sangat kesepian dan jauh dari berkat serta kebahagiaan.

Mari.. apapun dan bagaimanapun, dari hal-hal yang sangat sederhana di tiap hari: Jangan berhenti berbuat baik untuk semua orang. Saat kita berbuat baik, mungkin orang lain akan berprasangka bahwa ada maksud buruk dibalik perbuatan baik yang kita lakukan. Tetaplah berbuat baik.

Saat kita  jujur dan terbuka berbuat baik, orang lain mungkin akan menipumu. Bersikap jujur akan mendatangkan berkat, begitu pula sebaliknya, bila menipu akan mendatangkan kutuk. Tetaplah bersikap jujur dan terbuka karena berkat Tuhan akan dicurahkan atas kita.

Apa yang telah kita bangun bertahun-tahun, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Janganlah berhenti dan tetaplah membangun. Bila kita menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati pada kita. Tetaplah berbahagia. Kebaikan yang kita lakukan hari ini, mungkin besok akan diingat atau dilupakan orang. Tetapi jangan pernah berhenti berbuat baik karena itulah yang Tuhan inginkan dari kita. Berikanlah yang terbaik dari apa yang kita miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi sekali lagi, jangan pernah berhenti berbuat baik dan memberi yang terbaik.

Dan ingatlah, jadikan ayat ini juga sebagai motivasi hidup kehidupan kita serta perbuatan-perbuatan baik kita yang tiada henti:
“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yohanes 4: 19). Amin.

Pdt. Lusindo Tobing



Sharing dan Diskusi:
1.      Berbagilah dalam kelompok-kelompok kecil. Berisi 6 (enam orang). Lalu mohon temukan 2 (dua) tantangan terbesar untuk kita sebagai umat dan anak-anak Allah, tidak berhenti berbuat baik? Lalu bagaimana cara mengatasi tantangan-tentangan tersebut?
2.      Mari bentuklah formasi seperti gambar ini:

3.      Setiap orang diberi kesempatan untuk berkomitmen (1 orang – 1 komitmen) untuk melakukan 1 perbuatan baik sepulang PA ini. Ditutup dengan doa bersama.


Beberapa lagu yang bisa digunakan dalam PA ini:
1. KJ 415 “Gembala Baik Bersuling Nan Merdu”
2. NKB 199 “Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan”
3. Melayani melayani lebih sungguh 2x
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku
Melayani melayani lebih sungguh
(Mengasihi.. Mengampuni)


LT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar