18 Agustus 2009

refleksi minggu kedua Agustus 2009

Yohanes 6: 41-51

SUNGUT
“Jangan kamu bersungut-sungut.” (Yohanes 6: 43)

Dari matahari terbit hingga terbenam, kira-kira berapakali anda bersungut-sungut? Di bawah 5 kali, kurang dari 10 kali atau 20 kali, atau mungkin lebih dari 25 kali? Sulit untuk mengingat-ingat, karena yang kita ingat hanyalah kekurangan atau kesalahan orang lain. Sedangkan kita menganggap diri sendirilah yang benar, memiliki kelebihan dan kemampuan. Paling berbahaya jika sudah merasa lebih rohani dan lebih suci. Merasa lebih baik dari orang lain inilah yang melahirkan penghakiman, marah-marah, kritik tidak membangun dan khususnya minimal: sungut-sungut! “Jangan kamu bersungut-sungut.”

Hardikan Tuhan Yesus seraya penegasanNya kembali tentang Roti Hidup. Karena orang-orang Yahudi mempertanyakan keberadaanNya, “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapaNya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata : Aku telah turun dari sorga?” Tetapi langsung Dia menjawab “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (ayat 51) Sebuah penjelasan rohani tentang pengorbananNya di kayu salib untuk tebus dosa-dosa kita dan dunia.

Sekarang marilah menyadari diri sendiri, bahwa aku ini adalah orang yang banyak kesalahan dan dosa. Kesadaran ini akan menjadi awal baik untuk kita berhenti bersungut-sungut. Karena kita menyadari kita tidak lebih dari orang lain. Penghakiman harus berganti dengan pengampunan, energi marah-marah diusahakan menjadi energi mengucap syukur, belajarlah menyampaikan kritik beserta solusi bahkan mampu jadi teladan yang baik. Dan daripada memboroskan hidup dengan bersungut-sungut. Lebih baik mengisi hari-hari anugerah Tuhan dengan lebih sering memaklumi, bahkan cepat melihat kelebihan orang lain dan lebih mampu bersyukur dalam segala hal. Amin.

Pdt. Lusindo Tobing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar