18 Agustus 2009

refleksi minggu keempat Agustus 2009

Yohanes 6: 56-69



DI DALAM
“.. ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yohanes 6: 56)
Sangat membanggakan dan mendalam maknanya. Upacara Penaikan dan Penghormatan Bendera Merah Putih saat memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia ke – 64 yang lalu. Di kedalaman dasar lautan lepas, pada acara Sail Bunaken, Sulawesi Utara. Sekitar 3000 orang penyelam dari Indonesia bahkan juga negara-negara lain. Memecahkan rekor dunia jumlah orang yang menyelam ke dalam lautan sebagai pengibar bendera negara di kedalaman laut. Sedikit refleksi dari hal ini: nilai hidup kita akan bertambah jika kita hidup lebih dalam, lebih mendalam, tidak cetek atau hanya dangkal. Khususnya iman kita. Harus dalam. Dalam di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Di dalam hati Tuhan Yesus (ayat 61) tahu bahwa murid-muridNya bersungut-sungut, “ Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?” Tuhan Yesus menggiring para murid beralih dari soal sekadar makanan dan minuman ke hal yang jauh lebih dalam: Iman. Mereka memusatkan perhatian pada daging, tapi Ia mendesak mereka untuk berada di dalam roh dan hidup. Ada yang tidak percaya (ayat 64), banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Murid-murid di sini adalah mereka selain kedua belas muridNya yang selama ini selalu mengikuti berbondong-bodong ke mana saja Tuhan Yesus pergi. Apakah kita berada di kelompok tidak percaya ini? Atau kita mau tetap di dalam Dia? Karena bahkan Yudaspun di waktu berikutnya menjadi salah satu dari mereka yang tidak percaya(ayat 66 dan 69).
Mari hidup lebih dalam saudaraku. Yaitu dengan iman percaya yang tinggal dalam di dalam Dia. Seperti jawaban Petrus yang “dalam”, mewakili kesebelas belas murid lainnya kepadaNya,” Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal. Dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” (66-69). Lebih dalam di dalam iman, lebih dalam mengasihi, lebih dalam berpengharapan. Sehingga kita memiliki hati bersyukur-bersukacita di dalam Dia Yang Kudus, juga berpikir yang dalam, berbicara juga dalam dan bertingkah laku melayani di dalam Dia, bagi sesama. Kita di dalam Dia dan Dia di dalam kita. Amin.
Pdt. Lusindo Tobing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar