18 Agustus 2009

refleksi minggu ketiga Agustus 2009

Yohanes 6: 51-58

SELAMANYA
“Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yohanes 6: 58)


Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-64, bangsa kita kini gencar berperang melawan dan memberantas terorisme. Ini menegaskan bahwa semua rakyat dan bangsa Indonesia sangat tidak menyetujui aksi teroris. Apapun alasannya dan sampai kapanpun! Terlebih prakarsa ajaran pemimpin atau perekrut teroris, yang menyesatkan, menjadikan beberapa orang sebagai “pengantin” atau pelaku bom bunuh diri. Membunuh diri bersamaan membunuh nyawa-nyawa lainnya, menebarkan teror kebencian dan ketakutan. Kalau mati bunuh diri seperti itu, katanya nanti mati masuk surga.

Tuhan Yesus Kristus mengingatkan tegas. Bahwa yang harus kita percayai, ikuti dan tuju janganlah ajaran dan prakarsa manusia. Namun haruslah ajaran dan prakarsa Tuhan saja. “Inilah roti yang telah turun dari sorga (Tuhan Yesus sendiri), bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati” (ayat 58). Ajaran dan prakarsa Ilahi sekali lagi ditekankan: Kasih dan KeselamatanNya untuk dunia. Ajaran dan prakarsa untuk hidup jadi saluran berkat bagi sesama. Tidak akan berkesudahan. Yesus sendiri sekarang yang memberikan, sedangkan sebelumnya Bapaklah yang memberikan (ayat 51). Diperkuat kiasan makan dan minum di ayat 53 yang harus kita maknai sebagai terang pengorbananNya di kayu salib. Membawa kita dan siapapun yang berjuang hidup percaya dalam Kasih Kristus, pasti berlanjut ke Perjamuan Kekal Sorgawi.

Mari hidup jadi saluran berkat saudaraku, selamanya mengasihi bukan membenci. Seperti yang diteladankan Tuhan Yesus Kristus. Berkorban bukan untuk menyakiti apalagi membunuh orang lain. Namun berkorban karena Kasih kepada manusia, menyelamatkan orang lain, menyelamatkan dunia. Mari hidup selamanya dalam Roti Hidup. Sampai kapanpun menjadi sosok yang lebih menyenangkan, membahagiakan sesama, memerdekakan, memulihkan dan membangun kehidupan bersama. Selamat Ulang Tahun ke-64 bangsa dan negaraku tersayang, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tuhan ampuni kami, Tuhan pulihkan negeri kami. Merdeka! Amin.

Pdt. Lusindo Tobing

1 komentar: